Biji sesawi adalah biji terkecil di antara benih yang biasa
dibudidayakan para petani Israel. Bentuknya bundar, berdiameter 1-2
milimeter. Hebatnya, benih paling kecil ini bila ditanam akan bertumbuh
menjadi tanaman paling besar di ladang. Begitu besarnya, sampai burung
pun dapat bersarang di cabang-cabangnya (Matius 13:31-32).
Biji sesawi mewakili salah satu prinsip Kerajaan Allah: jangan
terkelabui oleh ukuran dan penampilan. Nabi Zakharia mengingatkan
bangsa Israel akan hal itu ketika mereka membangun kembali Bait Allah.
Menurut Alkitab versi New Living Translation, ia berkata, “Jangn
meremehkan permulaan yang kecil ini, karena Tuhan bersukacita melihat
pekerjaan dimulai, melihat batu penjuru sudah ditangan Zerubabel” (ayat
10).
Bait Allah yang baru ini jelas tidak akan dapat menandingi kebesaran dan ke-megahan bait yang dibangun Salomo. Mereka tidak memiliki sumber daya dan tenaga melimpah seperti dulu lagi. Namun, lebih besar dan lebih megah tidak selalu berarti lebih baik. Yang penting, Tuhan menyertai mereka dan mereka mengerjakannya dengan penuh dedikasi. Kalau Tuhan bersukacita atas permulaan kecil ini, mengapa kita tidak?
Kesempatan yang ada di tangan kita mungkin tampak tidak berarti. Apakah kita akan ciut hati, lalu mengerjakannya dengan tidak bersemangat? Biji sesawi mengingatkan bahwa Allah tidak dibatasi oleh ukuran, sumber daya, atau kualifikasi kita. Kita dapat menjadi bagian dari pelayanan Kerajaan Allah ketika kita mendayagunakan kesempatan sekecil apa pun, dengan dedikasi sepenuh hati, dan menyerahkan hasil akhirnya ke tangan Tuhan.
sumber: www.sabda.org
Bait Allah yang baru ini jelas tidak akan dapat menandingi kebesaran dan ke-megahan bait yang dibangun Salomo. Mereka tidak memiliki sumber daya dan tenaga melimpah seperti dulu lagi. Namun, lebih besar dan lebih megah tidak selalu berarti lebih baik. Yang penting, Tuhan menyertai mereka dan mereka mengerjakannya dengan penuh dedikasi. Kalau Tuhan bersukacita atas permulaan kecil ini, mengapa kita tidak?
Kesempatan yang ada di tangan kita mungkin tampak tidak berarti. Apakah kita akan ciut hati, lalu mengerjakannya dengan tidak bersemangat? Biji sesawi mengingatkan bahwa Allah tidak dibatasi oleh ukuran, sumber daya, atau kualifikasi kita. Kita dapat menjadi bagian dari pelayanan Kerajaan Allah ketika kita mendayagunakan kesempatan sekecil apa pun, dengan dedikasi sepenuh hati, dan menyerahkan hasil akhirnya ke tangan Tuhan.
sumber: www.sabda.org
1 comments: (+add yours?)
mantap gan
Post a Comment