Bahasa Daerah Akan Punah?

0 comments

Sedikitnya 10 bahasa daerah di Papua dan Maluku Utara ditengarai punah dan 32 lainnya terancam punah. Pembinaan serta pengembangan bahasa oleh pemerintah daerah dan penutur asli mendesak di lakukan untuk menyelamatkan bahasa daerah.
Bahasa daerah merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa kita. Suku-suku yang tersebar di berbagai kepulauan nusantara mempunyai bahasa daerah masing-masing yang merupakan identitas mereka. Namun perkembangan zaman membuat bahasa daerah ini kian terpinggirkan. Pemakain bahasa daerah dirasa kampungan dan tidak bergengsi. Tak heran jika kemudian banyak generasi muda yang tidak lagi mampu berbahasa daerah.



Di seluruh wilayah Jawa Barat, termasuk yang berbatasan dengan Jakarta, seperti Bekasi, Cibinong (Bogor), Depok, bahasa sunda masih diajarkan di sekolah-sekolah. Pelajaran bahasa sunda adalah salah satu pelajaran tersulit buat siswa, setidaknya ini menurut anak-anak di lingkunganku. Lingkungan tempat tinggal mereka, meskipun berada di wilayah Jawa Barat namun tidak lagi umum menggunakan bahasa sunda. Bahasa sunda hanya di gunakan oleh segelintir orang-orang tua. Keseharian mereka berbahasa Indonesia dengan dialek Jakarta.

Untuk Daerah-daerah di Jawa Barat yang relatif agak jauh dari Jakarta, memang bahasa sunda masih digunakan sebapai bahasa pengantar sehari-hari. Sehingga untuk pelajaran bahasa sunda mungkin tidaklah sesulit di daerahku ini. Anak-anak didaerah sukabumi, cianjur,bandung, sumedang dan beberapa daerah lainnya, masih fasih berbahasa sunda.

Banyak hal yang membuat bahasa sunda di daerahku tidak lagi banyak di gunakan. Salah satunya adalah masyarakat yang semakin heterogen, dengan berbagai macam etnis dalam satu wilayah, membuat bahasa sunda dirasa kurang efektif. Perkawinan campur antar etnis juga membuat bahasa ibu jarang diajarkan kepada anak.

Alhasil, orang sunda pun akhirnya gagap dalam berbahasa sunda. Pelajaran bahasa sunda di sekolah menjadi beban tersendiri bagi siswa. Orang tua sebagai tempat bertanyapun sudah banyak yang lupa dengan bahasa ibu mereka. Sumi pembantu di sebelah rumahku, yang asli Sukabumi akhirnya laku di panggil oleh para orang tua yang anaknya kesulitan mengerjakan PR bahasa sunda.

Banyak Orangtua didaerahku menganggap bahasa sunda tidak lagi sebagai pelajaran yang penting. Mereka lebih suka mengajarkan bahasa asing sedini mungkin kepada anak-anak mereka. Tak heran bila anak-anak Tk didaerahku lebih fasih menyebut white, buffalo, eyes dibandingkan bodas, munding atau soca. Buat orang tua, anak yang mengerti bahasa inggris tentu jauh lebih membanggakan dibandingkan dengan anak yang bisa bahasa sunda. Nilai jelek bahasa sunda di raport pun mengalami pemakluman

“ nilai merah, bahasa sunda sih ngak apa-apak nak”, begitu biasanya mereka berkata.

Kelestarian suatu bahasa seseunguhnya terletak pada orang-orang yang menggunakannya. Kepunahan suatu bahasa adalah hal yang biasa terjadi. Sudah banyak bahasa di seluruh dunia yang punah karena tidak lagi ada yang bisa menggunakannya. Globaslisasai dengan segala segi positif dan negative nya turut pula memberi andil punahnya bahasa-bahasa minoritas diseluruh dunia.

Memggunakan bahasa daerah bukan berarti tidak nasionalis. Bahasa daerah adalah kekayaan budaya yang sudah seharusnya di lestarikan seperti juga produk-produk kebudayaan lainnya. Bahasa daerah memperkaya khasanah bahasa nasional.

Keluarga adalah benteng terakhir kelestarian suatu bahasa. Jika orantua tidak lagi mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anaknya maka dapat dipastikan kepunahan bahasa tersebut tinggal menunggu waktu saja. Anak-anak yang tidak menguasai bahasa ibu mereka sudah pasti kelak tidak akan mengajarkannya lagi kepada keturunannya.

Kisah Sebatang Bambu

0 comments

Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.

Dia berkata kepada batang bambu,” Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?”

Batang bambu menjawabnya, “Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu.”

Sang petani menjawab, “Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur.”

Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam….., kemudian dia berkata kepada petani, “Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?”

Petani menjawab batang bambu itu, ” Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah.”

Akhirnya batang bambu itu menyerah, “Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki.”

Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.

Pernahkah kita berpikir bahwa dengan masalah yang datang silih berganti tak habis-habisnya, mungkin Tuhan sedang memproses kita untuk menjadi indah di hadapan-Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa, Tuhan sedang membuat kita sempurna untuk dipakai menjadi penyalur berkat. Dia sedang membuang kesombongan dan segala sifat kita yang tak berkenan bagi-Nya. Tapi jangan kuatir, kita pasti kuat karena Tuhan tak akan memberikan beban yang tak mampu kita pikul. Jadi maukah kita berserah pada kehendak Tuhan, membiarkan Dia bebas berkarya di dalam diri kita untuk menjadikan kita alat yang berguna bagi kerajaan-Nya? Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, ” Ini aku Tuhan, perbuatlah sesuai dengan yang Kau kehendaki.

Prinsip 90/10 dari Stephen Covey

0 comments

Menurut prinsip ini, 10% dari kehidupan kita terdiri dari apa yang terjadi kepada kita, selebihnya (90%) tergantung dari sikap kita dalam menghadapinya. Artinya, kita tidak dapat mengontrol apa yang akan terjadi kepada kita “CUMA” 10% itu.

Kita tidak dapat mencegah mobil kita dari kerusakan. Pesawat kita mungkin di delay yang menyebabkan semua schedule kita berantakan. Mungkin kita juga akan di salip oleh pengemudi lain di jalan. Kita tidak dapat mengontrol factor 10% ini. TETAPI, yang 90% adalah hal yang lain. Kita dapat menghendaki bagaimana kita menjalani 90% itu.

Bagaimana caranya? Dari reaksi kita

Kita tidak dapat mencegah lampu lalu lintas berganti ke merah, tapi kita dapat mengontrol reaksi kita terhadap hal tersebut. Jangan tertipu! – Hanya KITA yang (pasti) dapat mengontrol reaksi kita sendiri.

Anda sedang menikmati sarapan pagi sekeluarga dan tanpa di sengaja anak Anda menumpahkan kopi ke pakaian kerja Anda. Anda tidak dapat mengontrol apa yang barusan terjadi, namun apa yang akan terjadi selanjutnya akan sepenuhnya bergantung kepada bagaimana reaksi Anda terhadap kejadian ini.

Anda mengutuki diri sendiri (menggerutu)…

Anda memarahi anak Anda karena telah menumpahkan kopi tersebut. Anak Anda kemudian menangis karena di marahi. Setelah memarahi anak Anda, Anda kemudian mengkritik istri Anda karena meletakkan cangkir kopi Anda terlalu di pinggir meja. Kemudian Anda dan istri Anda pun bertengkar sejenak. Anda lalu lari ke kamar untuk mengganti pakaian Anda. Di meja makan, anak anda yang sejak dari tadi menangis tidak dapat menhabiskan sarapan paginya dan mengganti pakaiannya untuk sekolah. Dia pun ditinggal bis sekolahnya dan istri Anda harus segera berangkat ke kantornya. Anda langsung menuju ke mobil Anda dan mengantar anak Anda ke sekolahnya. Karena sudah agak terlambat, Anda pun mengendarai mobil dengan sedikit mengebut. Anda sampai di sekolah anak Anda setelah terlambat 15 menit dan mendapatkan surat tilang karena mengebut. Anak Anda pun langsung lari masuk ke sekolah tanpa pamit kepada Anda terlebih dahulu. Setelah dari sekolah, Anda langsung ngebut ke kantor karena sudah terlambat 20 menit. Sesampai di kantor, Anda baru sadar bahwa Anda lupa membawa tas kerja Anda. Karena Anda sudah memulai hari Anda dengan tidak bagus, hal ini akan terus berlanjut hingga jam pulang nanti. Anda pun mulai tidak sabar untuk menanti sampai pukul 5 nanti, dimana Anda ingin segera pulang. Sesampai di rumah, Anda mendapati bahwa situasi di rumah pun tidak begitu ramah. Ada sedikit jarak antara Anda dan istri dan anak Anda.

Mengapa demikian? Semua ini karena reaksi Anda di pagi hari tadi

Apa penyebab hari buruk Anda?

A. Apakah karena kopi yang tumpah?
B. Apakah karena anak Anda?
C. Apakah karena Anda di tilang polisi?
D. Apakah Anda penyebabnya?
.
..
….
Jawaban yang benar adalah: D.

Apa yang terjadi dengan kopi Anda memang di luar dari kendali Anda, namun reaksi Anda terhadap kejadian tersebut lah yang menyebabkan Anda memiliki hari yang buruk.

Berikut adalah apa yang dapat dan seharusnya terjadi atas kejadian tersebut:

Anda tertumpah kopi dan anak Anda sudah mulai menangis. Anda seharusnya menenangkannya sambil berkata, “Ga pa pa kok say, kamu hanya perlu lebih hati-hati aja lain kali.” Lalu sambil membersihkan baju Anda dengan handuk kecil, Anda bergegas ke kamar Anda untuk menukar pakaian. Setelah selesai berpakaian, Anda mengambil tas kerja Anda dan kembali ke meja makan sambil melihat anak Anda yang melambai ke arah Anda sedang menaiki bis sekolahnya. Anda pun dapat sampai di kantor 5 menit lebih awal dan berbincang-bincang sebentar dengan rekan-rekan kerja Anda. Bahkan bos Anda juga memberi komentar yang positif terhadap perilaku Anda yang sedang senang hati hari itu.

Dapatkah di lihat perbedaan antara 2 skenario di atas? Mereka mempunyai awal yang sama, namun akhir yang berbeda..

Mengapa?
Semuanya tergantung bagaimana sikap Anda dalam menghadapi situasi tersebut.

Anda memang (pasti) tidak dapat mengontrol apa yang akan terjadi pada Anda (factor 10%), tetapi reaksi dan sikap Anda (pasti) dapat mempengaruhi factor yang 90%.

Berikut adalah beberapa saran untuk mengaplikasikan prinsip 90/10 dalam kehidupan kita sehari-hari:

Apabila ada beredar komentar negatif mengenai Anda, janganlah di serap begitu saja. Anda seharusnya dapat bersikap cuek. Jangan biarkan komentar negative tersebut mempengaruhi hidup Anda..!!! Bersikaplah sewajarnya dan hari-hari Anda akan lebih membaik. Reaksi yang salah mungkin akan mengakibatkan Anda kehilangan seorang teman baik, di pecat dari pekerjaan atau mengidap stress yang berkepanjangan.

Bagaimana seharusnya sikap Anda terhadap pengemudi yang tiba-tiba menyalip di depan Anda? Apakah Anda akan marah? Membanting kemudi mobil Anda? Menghujat? Apakah tekanan darah Anda semakin tinggi? Apakah Anda akan mencoba untuk menabrak mobil tersebut? Siapakah yang akan peduli apabila Anda datang ke kantor lebih telat 10 detik? Jangan sampai karena kejadian tersebut, mood Anda berubah jadi tidak bagus.

Ingatlah akan prinsip 90/10 ini, dan janganlah Anda terlalu khawatir.

Anda menerima kabar bahwa Anda akan di pecat dari pekerjaan Anda. Janganlah Anda menjadi stress, tidak bisa tidur dan jadi bad-mood. Semuanya ini dapat Anda lewati. Anda seharusnya dapat memakai waktu dan peluang ini untuk mencari pekerjaan yang baru

Pesawat yang akan Anda tumpangi ternyata delay dan Anda tahu bahwa hal ini akan merusak semua rencana Anda untuk hari itu. Janganlah Anda memarahi awak pesawat tersebut? Ini juga sebenarnya di luar dari kendali awak pesawat tersebut. Dia juga sebenarnya tidak mengetahui mengapa hal tersebut terjadi. Seharusnya, Anda dapat menggunakan waktu luang tersebut untuk belajar atau mencoba untuk lebih mengenal penumpang yang lain. Janganlah Anda menjadi stress karena hal ini hanya akan membuat segala sesuatunya menjadi lebih buruk.

Nah.. sekarang Anda sudah mengetahui dan mempelajari prinsip 90/10. Cobalah untuk menerapkan prinsip tersebut pada kehidupan sehari-hari Anda dan percayalah, bahwa hidup Anda akan jauh menjadi lebih baik lagi.

Prinsip 90/10 adalah sesuatu yang menakjubkan, dan belum banyak daripada kita yang mengetahui dan mengaplikasikannya di kehidupan kita. Oleh karena itu banyak daripada kita yang mengalami stress yang berlebihan, masalah dan sakit hati.

Bukankah kita semua harus dapat mengerti dan mengaplikasikan prinsip 90/10 ini?

Membalas Kejahatan dengan Kebaikan, Mungkinkah?!

1 comments

Pada suatu hari seorang dokter berangkat pagi-pagi benar untuk bisa hadir tepat waktu di puskesmas tempat dia melayani. Dengan berangkat pagi maka si dokter akan terhindar macet dan juga tidak perlu membawa mobil cepat-cepat. Apalagi hari ini di Puskesmasnya ada apel pagi. Dokter tersebut harus melewati suatu jalan kecil yang sepi untuk bisa sampai ke Puskesmasnya.

Ketika melewati jalan itu, ada seorang gadis yang sedang mengendarai sepeda motor. Karena sang gadis mengendarai motor dengan pelan, sang dokter pun akan melewatinya. Namun, tiba-tiba tanpa ada sebab yang jelas gadis tersebut terjatuh ke arah kanan. Dokter yang terkejut dengan peristiwa itu tidak sempat mengerem. Sang gadis pun terlindas ban depan mobilnya.

Dengan sigap sang dokter pun membawa sang gadis ke RS dan meminta untuk segera didiagnosa bagian tubuh yang terlindas. Singkat cerita sang gadis cuma bisa diselamatkan selama satu hari. Saat itu sang dokter sudah habis uang 50an juta.

Melihat perjuangan sang dokter yang berusaha mati-matian menyelamatkan anaknya, orang tua sang anak pun akhirnya mengampuni sang dokter. Apalagi jika mendengar kejadian yang terjadi. Meski orang lain terus mendorong orang tua anak untuk menuntut, tetapi orang tua tersebut tetap mengampuni dan tidak mau menuntut.

Kisah ini merupakan peristiwa nyata. Ketika kejahatan (sengaja atau tidak) dibalas dengan kebaikan pasti akan menghasilkan kebaikan. Dalam sisi gelap manusia selalu ada sisi baik yang akan selalu bisa disentuh dengan kebaikan. Jika anda melakukan kesalahan segera perbaiki dengan kebaikan. Jika anda mengalami kejahatan berusaha membalasnya dengan kebaikan. Mungkinkah? Dari kisah di atas mungkin saja.

Salam kejahatan dibalas kebaikan.

Setelah Jadi Pemimpin, Jadi Apa?

0 comments

Seorang pemimpin yang baik adalah ia yang mau selalu berada di tengah-tengah orang-orang yang dipimpinnya, sehingga ia bisa memahami keadaan orang-orang yang berada dalam pimpinannya.

Sepertinya ini pertanyaan bodoh dan iseng saja. Setelah jadi pemimpin tentu saja tugasnya adalah memimpin orang-orang yang dipimpin. Berada di jajaran paling depan untuk mengatur dan mengarahkan.
 
Bukankah demikian seharusnya?

Ya, demikianlah yang terjadi pada seorang pemimpin. Setelah menjadi pemimpin ia menjadi orang yang maunya hanya memimpin. Hanya maunya berada di bagian depan, merasa orang penting dan tugasnya adalah mengatur.

Pemimpin yang maunya memimpin, sehingga posisinya selalu mau berada di depan saja. Maunya menjadi orang yang dilayani dan dihormati bukannya mengayomi.
 
Makna pemimpin hanya sekadar dimaknai sebagai orang yang harus berada paling depan.

Apakah memimpin itu harus selalu berada di depan?

Kalau seorang pemimpin hanya mau selalu berada di bagian depan saja, maka dipastikan ia bukanlah seorang pemimpin yang baik. Karena telah tercipta jarak antara atasan dan bawahan.

Karena seorang pemimpin yang hanya mau berada di depan saja dipastikan ia tidak akan bisa mengerti dan memahami keadaan orang yang dipimpinnya.

Ia tidak akan mengetahui dengan jelas kebutuhan rakyatnya.
 
Ia hanya akan bicara dengan kapasitas sebagai pemimpin yang penuh dengan kepentingan, tetapi bukan untuk kepentingan orang yang dipimpinnya.

Seseorang yang telah menjadi pemimpin seharusnya ia bisa kembali menjadi rakyat biasa layaknya dengan orang yang dipimpinnya, sehingga ia bisa memimpin di tengah orang-orang yang dipimpinnya.

Dengan demikian, sebagai seorang pemimpin, maka ia bisa lebih memahami dan mengerti keadaan orang-orang yang dipimpinnya. Karena ia sendiri merasa adalah bagian dari orang-orang yang dipimpin.

Apapun yang akan diperbuat dan dikatakan pasti akan sesuai dengan kehendak orang-orang yang dipimpin bukannya melukai sehingga menimbulkan pertentangan.

Di dunia ini memang jarang kita bisa menemukan orang-orang yang setelah menjadi pemimpin mau kembali menjadi orang biasa. Karena diperbudak oleh makna dari kata “pemimpin” yang berarti harus berada paling depan.

Kedudukan sebagai pemimpin seringkali membuat seseorang lupa untuk selalu berada di tengah-tengah orang-orang yang dipimpinnya. Lupa diri, bahwa ia juga orang biasa layaknya orang-orang yang dipimpinnya.

Setiap orang adalah pemimpin. Minimal menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Untuk belajar jadi pemimpin yang baik, maka pelatihan yang terbaik adalah dengan belajar memimpin diri sendiri.

Pendidikan, untuk apa?

0 comments

Pendidikan adalah investasi peradaban, sekelumit kalimat singkat yang bermakna mendalam. Kalimat sederhana ini mengingatkan kita betapa pentingnya peran pendidikan dalam membangun peradaban. Pendidikan adalah proses yang mampu mengubah dari peradaban jahiliyah (kebodohan) kepada peradaban pencerahan. Terbukti melalui pendidikan mampu membangkitkan peradaban Jepang pasca Perang Dunia II hingga bisa maju seperti sekarang ini. Hal serupa juga banyak terjadi pada bangsa-bangsa lainnya.

Fakta ini menunjukkan bahwa pendidikan memegang peranan penting atas maju mundurnya suatu negara. Semakin baik mutu pendidikannya maka akan semakin baik kualitas kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa salah satu tujuan didirikannya negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tokoh pendiri negara ini pun sudah sejak awal menyadari betapa pentingnya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui proses pendidikan.

Mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilakukan Pemerintah. Terlebih kini seiring terjadinya perdagangan bebas persaingan tidak hanya terjadi satu bangsa. Namun telah menjurus pada persaingan sengit antar bangsa. Bangsa yang “bodoh” akan selalu bergantung pada bangsa yang lebih cerdas (negara maju). Dan biasanya akan mudah diperdaya dan ditipu oleh bangsa lain. Dengan kata lain dijajah secara halus oleh bangsa lain. Entah itu melalui ekonomi, budaya, teknologi, dsb.

Sebenarnya bangsa ini patut bersyukur karena dianugerahi dengan sumber daya alam yang melimpah-ruah. Dari Sabang sampai Merauke terkandung kekayaan alam yang tak ternilai harganya. Ironisnya negara ini masih saja miskin dan hobi mengimport dari negara lain. Itulah karena “keluguan” bangsa ini kalau tidak mau dibilang bodoh. Kebodohan yang terus dipelihara membuat bangsa ini sering dicap sebagai bangsa kuli. Bahkan yang lebih memalukan lagi menjadi kuli di negerinya sendiri yang kaya akan SDA.

Pada akhirnya tidak bisa ditawar-tawar lagi bahwa upaya mencerdaskan kehidupan bangsa ini harus terus dilakukan. Pemerintah wajib membiayai dan menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyatnya. Memang disadari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa ini membutuhkan biaya yang tidak murah. Namun kita harus yakin bahwa mahalnya biaya pencerdasan bangsa ini akan terbayarkan di kemudian hari kelak. Saatnyalah bangsa Indonesia bangkit menjadi bangsa yang unggul melalui proses pendidikan yang mencerdaskan. Selamat tinggal kebodohan, bangkitlah bangsaku menuju Indonesia yang cerdas!

Oleh Cipto Wardoyo

Sumber-sumber motivasi bagi diri kita

1 comments

Motivasi adalah alasan seseorang untuk melakukan sesuatu aksi atau tindakan, sehingga orang-orang yang tidak beraksi atau bertindak, sering kali kita sebut tidak memiliki motivasi. Motivasi ini bisa muncul dari dalam diri kita ataupun dari luar diri kita.
Adapun sumber-sumber motivasi pada diri kita adalah :
  1. Tuhan, merupakan sumber motivasi dari luar diri dan merupakan sumber motivasi yang paling tinggi dalam diri kita dan biasanya sumber motivasi dari Tuhan, memiliki kekuatan yang besar dan sangat luar biasa. Tuhan adalah sumber motivasi yang tidak akan habis, jika kita selalu menjalin hubungan dan melaksanakan apa yang Dia inginkan. Dengan menyerahkan seluruh persoalan dan mencari solusi dengan Tuhan sebagai penunjuk jalan pemecahan persoalan, maka semua ada jalan keluarnya.
  2. Diri sendiri, dimana keputusan dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan berada di tangan kita. Didalam diri manusia, tinggal kekuatan yang sedang tidur, kekuatan yang dapat mencengangkan orang yang memilikinya, yang tidak pernah dia impikan bahwa selama ini dia ternyata memilikinya. Untuk membangun kekuatan itu terserah pada diri kita, kembangkan bakat..carilah..galilah..temuilah.
  3. Orang bijak, seperti guru, orang tua atau rohaniawan dan orang sukses,  yang banyak memberikan motivasi-motivasi membangun pada diri kita. Bergaul dengan orang bijak, akan membuat kita semakin bijak. Bergaul dengan orang sukses, akan membuat kita sukses, karena kita bisa belajar kepada diri mereka. Jika anda ingin menjadi pemimpin, bergaulah dengan pemimpin.
  4. Membaca buku, dimana pada saat ini banyak buku-buku motivasi yang sangat bagus dan dikarang oleh orang-orang yang ahli. Banyaklah membaca buku yang dapat memotivasi kita untuk menjadi lebih baik.
Sumber-sumber ini yang dapat memberi motivasi kepada diri kita, untuk menjadi lebih baik lagi dari yang sekarang.