Dalam sehari-hari terkadang menyeret kita ke bagian
otak yang paling kesepian,seperti tak bisa ambil bagian dengan dunia
ini. Lalu dihadapkan dengan soal: kenapa semua harus berlalu seperti ini
?
Mungkin kita membuat rumah dengan cara menakjubkan .
memiliki pintu,jendela,lobang angin,kamar tidur,kamar mandi. Dari
bangunan seperti ini kita membagi adanya “dunia luar dan di dalam
“,sebagai pengertian yang berbeda.Pintu,jadi pengertian ambang batas
antara keduanya. Membuka dan menutup pintu sering menjadi moment
berdentangan gema kesunyian dari dia – sang manusia.
Suatu kenyataan mau diterima disini. Dia itu
manusia: Agung. Mereka membuat hubungan-hubungan ,aturan-aturan. Mencari
penjelasan tentang keberadaan dan tujuannya. Membuat makanan sendiri
sebagai kebudayaan.Pakaian,perhiasan,alat-alat. Membuat sendiri makamnya
sebagai keindahan dan kesedihan dari kematian. Cinta tak tergantikan
oleh apapun. Dia pun mencari hubungan logis-sang manusia itu.
Manusia jadi arkeolog dari hidup itu
sendiri. Semua bersifat buruk dan salah,sebenarnya mustahil bisa
menghinggapi mahluk yang bisa berpikir tentang dirinya sendiri ini.
Keagungan manusia harus kembali dihadirkan kembali,walau seperti madu
yang tumpah dalam kloset. Apapun yang telah diperbuatnya,dia sebenarnya
tak pernah identic dengan seluruh yang pernah dihasilkannya. Ini tidak
mudah. Sebab ini dasar seluruh kesepiannya,yangmembuat ia tak pernah
bisa mengenal diri sendiri.
0 comments: (+add yours?)
Post a Comment