Ibuku dan Petuah Sederhananya

0 comments

Ibu saya suka sekali mendongeng. Kalau anak-anak lain didongengi Kancil Nyolong Timun, beda dengan saya. Ibu selalu mendongengi saya tentang kehidupan. Dengan sabar dia mengulang-ulang dongeng kehidupan laksana air yang melubangi  batu, setetes demi setetes akhirnya si batu pun perlahan berlubang.

Ibu saya hanyalah wanita sederhana, hampir buta huruf karena sekolah SD hanya sampai kelas 5. Beliau lahir di pertengahan tahun ‘60an dimana penghidupan sangat sulit karena banyak kejadian penting terjadi di Indonesia pada tahun-tahun tersebut, tapi itu tidak membuatnya jadi orang yang kolot. Bahkan saya tidak habis pikir darimana dia mendapat ide  mendidik kami anak-anaknya dengan cara yang tidak konvensional.

Saya sebut tidak konvensional karena sejak kami kecil, Ibu selalu menerapkan sistem  demokrasi. Dia juga dapat menempatkan diri sesuai situasi, kadang berjalan di depan kami (jadi tauladan dan pemimpin bagi anak-anaknya), kadang berjalan beriringan dengan kami (jadi sahabat dan tempat curhat) dan juga berjalan di belakang kami (jadi pemandu sorak, pemasok semangat dan dukungan untuk anak-anaknya).

Banyak sekali ajarannya yang masih saya ingat. Dari yang klise sampai ke hal sederhana yang kadang kita lewatkan. Saya tidak tahu secara persis bagaimana dia terpikir dengan hal-hal itu. Mungkin karena hidupnya yang keras? Entahlah.

Nasehat yang paling membekas di ingatan saya adalah ketika Ibu berkata, “Nduk, nanti kalau sudah dewasa jadilah orang yang ngerti. Di dunia banyak sekali orang pintar tapi belum tentu mereka ngerti karena untuk jadi pintar lebih mudah daripada belajar ngerti. Dengan ngerti, kamu dituntut melepas egomu dan lebih memahami orang lain, harus mau  mengalah. Lebih baik lagi kalau kamu bisa jadi orang pintar yang mengerti agar kamu tidak keblinger seperti orang-orang pinter yang suka memintari orang lain.”

Kejujuran juga hal yang harus dipegang teguh menurutnya karena dengan modal jujur, kemana pun kita pergi, di mana pun kita menetap, kita akan selalu dilimpahi keberuntungan dan kemudahan. Hal yang terlihat sepele tapi punya makna dalam dan susah penerapannya. Berapa banyak dari kita yang bisa murni jujur? Jadi orang jujur itu tidak mudah memang tapi bukan tidak mungkin, kan?

Satu hal lagi yang membuat saya bangga padanya, bukan hanya karena dia telah melahirkan dan membesarkan saya  yang menjadikannya wanita teristimewa. Dia seorang pekerja keras yang tak mengenal lelah.  Dia suka membantu orang dan selalu menerapkan motto sepi ing pamrih, rame ing gawe. Satu-satunya pamrih mungkin ketika dia berharap suatu saat jika dia kesusahan, ada yang mau menolongnya seperti dia menolong orang lain. Selflessness :)

Dia juga yang menginspirasi saya untuk tidak berhenti belajar, karena suatu saat nanti saya ingin menjadi wanita yang kuat dan hebat seperti dia. Entah apa saya akan sanggup tapi saya akan berusaha semampu saya. Sisi optimis saya berkata, “Kalau orang lain sanggup, kenapa aku tidak?”.

Tak kan pernah cukup kata-kata untuk mengungkap terimakasihku , Ibu. Selamat Hari Ibu kepadamu , Ibu. Selamat Hari Ibu juga bagi ibu-ibu di Kompasiana. Salutku untuk kalian para wanita cerdas nan perkasa.

Every day is Mother’s Day.

Sudahkan Berfikir Kritis, Kreatif, dan Problem Solving?

1 comments

Anak adalah masa depan kita. Benar tidak ???

Perkembangan anak dipengaruhi oleh pola asuh kita saat ini, tentunya dipengaruhi juga oleh lingkungan belajar anak di sekolah. Pembelajaran adalah hal utama dalam pendidikan. Proses belajar akan mencapai hasil yang optimal apabila terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik. Proses pendidikan masa lalu seperti menuang air di dalam botol sudah banyak di tinggalkan. Dan saat ini perlu adanya inovasi pembelajaran yang mendorong kemampuan berfikir mereka diantaranya berfikir kritis, kreatif dan problem solving.

Berpikir kritis merupakan kemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian terhadap berbagai pernyataan dan mengambilkan keputusan, yang didasarkan pada alasan dan fakta yang memiliki dukungan yang baik, bukan berdasarkan emosi atau anekdot. Berfikir kritis dapat muncul pada anak yang memiliki keingin tahuan yang tinggi.

Lalu seperti apakah anak kritis ini ???????

Ciri-ciri anak kritis ini adalah memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, Percaya Diri (PD) yang tinggi, dan yang terakhir memiliki kemampuan bahasa dan rasa yang baik. Sebuah cara yang mendorong anak berfikir kritis adalah dengan menghadapkan mereka pada topik-topik kontroversional. Dengan debat, dapat memitivasi siswa untuk meneliti topik secara mendalam dan menguji masalah-masalah, dan apabila guru tidak menyatakan pandangan mereka, maka siswa akan bebas untuk mengeksplorasikan perspektif-perspektif mereka yang beragam. Tahapan berfikir kritis yatitu :
  1. Keterampilan menganalisis, 
  2. Keterampilan mensintesis, 
  3. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah, 
  4. Keterampilan menyimpulkan, dan 
  5. Keterampilan mengevaluasi atau menilai.
Setelah berfikir kritis, selanjutnya adalah kreatif. Kreatif dapat diartikan dengan kemampuan menghasilkan suatu pekerjaan atau hasil karya yang baru dan bermanfaat. Novelty (sesuatu yang baru) adalah komponen utama dalam kreativitas. Novelty merupakan keaslian dan ide yang benar-benar baru serta merupakan penggabungan dari dua hal ataupun dua pemikiran atau lebih. Menurut tokoh yaitu Munadar, sifat utama yang menjadikan anak kreatif adalah Kepekaan terhadap masalah, aliran gagasan (memunculkan gagasan baru dan terlatih), keaslian (anak lebih menantang sesuatu yang asli secara sistematis), dan terakhir adalah fleksibilitas.

Hal terpenting bagi guru dalam mendidik siswa yang kreatif adalah dengan menerima ide-ide siswa dan membantu siswa untuk membangun ide-ide yang lebih cemerlang. Pembelajaran yang baik pun juga mencakup dari belajar mengajar yang kreatif pula, dan memerlukan kualitas seperti sebuah pengetahuan, kemampuan untuk membaca situasi, sanggup mengambil resiko, dan kemampuan untuk memonitor dan mengavaluasi peristiwa-peristiwa.

Lalu, bagaimana dengan problem solving ??????

Dan tujuan akhir dari pembelajaran yaitu menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat.Tingkat belajar Problem solving merupakan tingkat belajar tertinggi sehingga dapat berlangsung jika proses belajar fundamental lainnya telah dikuasai.

Belajar pemecahan massalah mengacu pada proses mental individu dalam menghadapi suatu masalah untuk selanjutnya menemukan cara mengatasi masalah itu melalui proses berpikir yang sistematis dan cermat. Agar siswa dapat berhasil dalam memecahkan masalah, maka mereka harus memiliki : kemampuan mengingat konsep, informasi yang terorganisasi, dan kemampuan strategi kognitif.

Guru sebaiknya mengajukan permasalah yang menarik bagi siswa, memberi petunjuk yang jelas, memberi kebebasan untuk siswa untuk berlatih merumuskan dan mencari alternatif dari masalah tersebut, dan memberi kesempatan untuk mencoba mengalami sendiri dan pembuktiannya sendiri. Dengan ini, guru dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar pemecahan masalah.

Hmmmmmm….. Bagaimana dengan anda dan siswa-siswi di sekitar anda ??? sudahkah berfikir secara kritis, kreatif, dan problem solving ???

Nasihat Seekor Katak

0 comments

Suatu hari, terpampang sebuah pengumuman. Kerajaan katak mengadakan sayembara. Sebuah mutiara diletakkan di puncak sebuah menara. Semua rakyat katak boleh mengikuti sayembara itu dan memenangkan hadiahnya. Atas undangan ini, berduyun-duyunlah segala jenis katak untuk mendaftarkan diri dan mengikuti sayembara. Tak urung ratusan katak mengikuti sayembara dimaksud.

Setelah peluit dibunyikan, semua katak berlomba untuk memanjat menara. Karena jalanan sempit, banyak katak saling berdesakan dan terjepit. Tidak sedikit pula katak terjatuh. Bahkan, ada pula katak meninggal dunia karena kalah kuat bersaing, berdesakan, dan saling mendorong dengan katak yang lebih kuat. Tentu saja jumlah katak pun berkurang. Kini, tinggal katak yang agak kuat dan besar terus bersaing untuk mendapatkan mutiara di puncak menara.

Di tengah perjalanan menuju puncak menara, banyak katak tak kuat dan akhirnya terjatuh. Mereka tak kuat menahan terpaan angin. Tidak sedikit katak kelelahan dan kehabisan tenaga. Lalu, katak-katak itu berteriak-teriak, “Aduh, saya menyerah saja. Tak ada gunanya kita bersaing ini. Ayo, kita turun saja!”

Teriakan katak-katak itu menyurutkan semangat katak-katak lainnya. Lalu, katak-katak itu mengiyakan kebenaran teriakan teman-temannya. “Untuk apa kita memerebutkan mutiara di atas menara. Bikin capek saja. Toh mutiara tidak enak dimakan!” Maka, berbalik arahlah katak-katak itu. Mereka pun mulai menuruni menara itu. Mereka menyerah!

Namun, seekor katak terlihat terus menaiki menara itu. Seekor katak kecil itu tidak menghiraukan teriakan teman-temannya. Katak kecil itu terlihat sempoyongan karena diterpa angin yang semakin kencang meniupnya. Katak itu terus bertahan untuk menaiki menara untuk mendapatkan mutiara. Setelah bekerja keras menahan gempuran angin, katak kecil itu pun berhasil mendapatkan mutiara. Sorak-sorai dan tepuk tangan pun membahana memecah angkasa. Mereka riuh-rendah memuji ketangguhan sang katak kecil yang berhasil mendapatkan mutiara. Setelah dikira cukup di puncak, katak itu pun turun dengan membawa mutiara yang baru saja didapatkannya.

Setelah tiba di daratan, banyak wartawan mengerubungi katak juara itu. Lalu, katak kecil itu pun diserbu pertanyaan-pertanyaan dari sang wartawan. “Apa konsep Anda sehingga dapat meraih juara?” teriak wartawan yang berdesakan itu.

Namun, katak kecil itu tidak menjawab pertanyan para wartawan itu. Katak kecil itu hanya tersenyum ramah. Katak kecil itu terus menebar senyum ramah kepada semua hadirin dan wartawan. Tiba-tiba, seorang katak lain menyahut, “Maaf, telinga katak saudaraku itu ditutupi kapas sehingga ia TULI dan tidak mendengar pertanyaan Saudara-saudara. Saya lepas dulu kapasnya” Setelah kapas itu dilepas, barulah katak kecil itu dapat mendengar pertanyaan dan menjawabnya dengan ramah.
 
Saudaraku, banyak orang tidak menginginkan kita sukses. Banyak orang menginginkan kita agar gagal meraih masa depan. Banyak orang berusaha menipu kita. Banyak orang berusaha menggembosi semangat kita menuju sukses. Mereka menginginkan kita agar menjadi manusia seperti mereka, yakni manusia gagal. Lalu, apakah kita akan menuruti omongan-omongan dan ajakan-ajakan mereka?

Jangan bersikap demikian, Saudaraku. Meskipun banyak teman itu penting, sedikit teman dengan kualitas baik tentu menjadi pilihan terbaik. Oleh karena itu, kadang kita memang perlu bersikap tuli agar semangat kita tidak mengendor. Tak perlu semua suara didengar karena itu justru dapat berakibat buruk bagi semangat kita.

Berdiam untuk Menang

0 comments

Setiap orang mempunyai hal - hal yang positif dan negatif, begitupun juga dengan kehidupan ini ada negatif dan positif, ada hitam dan putih, ada gelap ada terang, ada sebab dan akibat, semua itu tidak bisa di hindari karena sudah ada dari dulu sampai sekarang.

Seberapapun buruknya kehidupan ini pasti ada titik terangnya tinggal kita sabar menghadapinya dan tawakal atas ujian dan cobaan tersebut. Dilihat dari kedua sisi tersebut apakah negara dan para orang yang berkepentingan sudah berpikir sampai sana..??? yang pasti jaman era sekarang ini semuanya serba terbalik hanya segelintir orang yang sadar akan negara ini tetapi mereka tidak bisa bertindak karena tidak mempunyai power yang kuat unutk melawannya.

Ketika diperhatikan ternyata keterbalikan sudah mendarah daging dari atas sampai kalangan bawah, kita tidak bisa dipungkiri hal - hal semacam ini terjadi di sekitar kita..orang orang yang lemah dan tidak mempunyai power yang kuat tertindas oleh yang kuat, mereka hanya mengurut dada dan bersabar,, ada kata bijak yang sekarang ini berguna sekali “BERDIAM UNTUK MENANG DARI PADA BICARA LANTANG TAPI SALAH”. Dari kata-kata tersebut sudah jelas yang lemah hanya bisa berdiam dan yang kuat terus berbicara lantang merasa paling benar, akan tetapi sampai kapan ini berakhir.

Hanya doa yang di panjatkan kepada-NYA bagi orang yang lemah supaya hal ini berakhir dan keadilan segera terungkap, maka dari itu bencana yang terjadi di negara ini jangan menyalahkan alam di sekitar kita tapi coba berintropreksi diri bagi yang merasa kuat, bencana tersebut merupakan teguran bagi mereka supaya berpikir bahwa Allah murka terhadap yang demikian. Coba cari di Kitab Suci ” DOA YANG DIKABULKAN OLEH ALLAH” yang salah satunya “DOA ORANG YANG TERANIYAYA”.

Saya berharap kepada orang yang teraniyaya mudah - mudahan mendoakan negeri ini yang baik - baik saja jangan mendoakan supaya orang yang menganiyaya mereka supaya..????? AMIN…….

Dari hal diatas sudah jelas dalam kehidupan ini terdapat pasangan - pasangan yang jelas dan nyata bahwa dalam kehidupan seseorang atau semuanya tidak akan terhindar dari hal - hal tersebut tetapi bagaimana kita menjalankan dan menerimanya, biarkan lah alurnya berjalan seperti apa yang diharapkan dan di cita - citakan asal jangan salah kaprah dan persepsi terhadap alur tersebut, hanya dengan AGAMA kita bisa menjalankan alur tersebut dengan baik dan benar.

Siapakah Aku?

0 comments

Setelah sekian lama terlahir di dunia aku terusik sebuah pertanyaan sederhana Siapakah AKU? Mungkin selama ini aku hanya tahu banyak sekali tentang orang lain Dari A sampai Z seseorang dengan segala kelebihan dan kekurangan bahkan aku akan berusaha mencari tahu sebanyak mungkin informasi tentang seseorang dengan bersusah payah. Bahkan aku dapat bercerita dengan lengkap tentang seseorang dengan segala bumbu tambahan bahkan dapat ku susun sebuah buku.

Tetapi ketika aku dihadapkan sebuah pertanyaan sederhana Siapakah AKU? Aku menjadi kelimpukan bahkan malu dengan jawabannya. Bahwa aku hanya mengetahui sebagian kecil diriku bahkan aku akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk menutup diri siapakah AKU? ini sebenarnya. Kadang-kadang aku merasa asing dengan diriku sendiri ketika aku mencoba melihat kedalam AKU ini.Apakah AKU mengetahui dengan benar Aku ini, bahkan dengan suara hatiku sendiri.

Ketika AKU termenung aku menyadari bahwa diriku ini kecil sekali dibandingkan dengan yang lain. AKU mencoba berdialog dengan diriku untuk mencoba mengetahui Siapakah AKU? Sejatinya diriku ini Siapa? Apakah mata hatiku sudah mulai terbuka untuk menghargai dan mencintai diri. Agar dapat melihat semua kebaikan dan keindahan dan anugerahNya  bahwa Ia begitu mencintai dan menyayangiku. Yang kadang tidak kurasakan. Kucoba hal ini dengan memulai dariku agar dapat melihat orang lain dan segala isi alam dengan hati yang dapat menciptakan sebuah simponi kedamaian dan keindahan dalam diri dan sesamaku.

HANACARAKA

0 comments

Ha-Na-Ca-Ra-Ka berarti ada ”utusan” yakni utusan hidup, berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasat manusia. Maksudnya ada yang mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajiban manusia (sebagai ciptaan)

Da-Ta-Sa-Wa-La berarti manusia setelah diciptakan sampai dengan data ” saatnya (dipanggil) ” tidak boleh sawala ”mengelak” manusia (dengan segala atributnya) harus bersedia melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan

Pa-Dha-Ja-Ya-Nya berarti menyatunya zat pemberi hidup (Khalik) dengan yang diberi hidup (makhluk). Maksdunya padha ” sama ” atau sesuai, jumbuh, cocok ” tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan. Jaya itu ” menang, unggul ” sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan ” sekedar menang ” atau menang tidak sportif.

Ma-Ga-Ba-Tha-Nga berarti menerima segala yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Maksudnya manusia harus pasrah, sumarah pada garis kodrat, meskipun manusia diberi hak untuk mewiradat, berusaha untuk menanggulanginya.

Jadi pahlawan untuk diri sendiri

0 comments


Mungkin kita memang tak punya kekuatan untuk jadi juru damai disebuah perang besar. Tapi Percayalah , setiap individu memiliki kemampuan untuk memberi sumbangan sekecil apapun demi terciptanya sebuah kehidupan yang damai dan penuh arti.

Menyumbang untuk keluarga korban perang atau mengangkat anak asuh, misalnya sudah amat berarti bagi mereka. Termasuk memberi makna tersendiri dalam hidup kita . Setidaknya bisa berbagi rasa sayang, cinta, sekaligus memberi arti bagi diri sendiri. Ada banyak cara kok, untuk menjadi “pahlawan” tanpa harus ikut kemedan perang namun tetap bermakna bagi lingkungan sekitar.

Percaya atau tidak , Anda punya kemampuan untuk menciptakan perubahan positif bagi diri sendiri dan sekitar. Nah, Mengapa Anda tidak melakukan :

1. “Memerangi” sesuatu.
Misalnya , jadi relawan  diorganisasi AIDS , gerakan anti NARKOBA, dan lainnya. Mungkin  apa yang kita perbuat disitu amat kecil, tapi jika ada banyaak orang yang berbuat sama , yang kecil tadi akan menjadi besar bukan?….betapa indahnya bila dunia tempat kita berteduh ini tak ada perang, tak ada yang kelaparan, tidak ada yang menderita…. Wahai sahabat, berbuatlah sesuatu untuk kebaikan…walau hanya sekecil butiran pasir, yakinlah esok akan bertunas dan menjelma menjadi pohon kehidupan !.

2. “Besuara”.
Jika suatu saat Anda mendengar ada orang yang berkomentar miring atau tak enak tentang sesuatu dan Anda tahu hal itu salah , jangan cuma diam. Bicaralah. Minimal , luruskan kesalahan itu, dengan demikian Anda sudah membantu agar dunia semakin nyaman.

3. Kekuatan mendidik
Anda punya kekuatan untuk “mendidik” orang lain dan menyentuh hatinya. Selain baik untuknya, hal ini juga akan memperkaya bathin sendiri. untuk itu Anda bisa:

Mencari dan mengkontak kembali teman-teman lama masa kecil. Jalinan hubungan yang telah lama terputus pun akan tersambung kembali dan siapa tahu , si teman memang sedang sangat memerlukan kehadiran kita.

Jika Anda tak pandai berkomunikasi dengan kata-kata/lisan, bisa lewat lagu, puisi, (seperti web master kamu ini ;)….keren kan heh he he)….atau apa saja deh , yang penting orang bisa menangkap dan menerima sinyal pertemanan yang Anda kirimkan.

4. Jadi Pelatih
Anda juga punyta kemampuan untuk menjadi contoh/model yang baik bagi orang lain. Anda bisa berbagi kemampuan atau pengalaman yang mungkin berguna atau menjadi inspirasi bagi orang lain .

Nah mengapa tidak:

Menularkan keahlian Anda pada lingkungan sekitar. Jika Anda pandai membuat lagu, kue , lukisan atau kerajinan tangan , mengapa tidak menularkannya pada lingkungan… pasti akan lebih positif dan bermanfaat bagi khalayak.

Jika banyak waktu luang , coba berikan sedikit pada mereka yang memerlukan. Misalnya jadi relawan dipanti asuhan, membaca cerita untuk orang jompo atau anak-anak tunanetra. Mereka terhibur , Anda pun merasa puas karena sudah bisa memberikan sesuatu.

Kumpulkan remaja disekitar  lingkungan. Ajak mereka diskusi tentang berbagai hal semisal masalah bahayanya narkoba, tawuran pelajar , dan beri solusi untuk kegiatan yang jauh lebih bermanfaat. Tidak sedikit kan, remaja yang salah gaul gara-gara tak bisa menjalin komunikasi yang enak dan terbuka dengan orang tuanya?!….Nah, kalau Anda memang kemampuan itu , mengapa tidak dimanfaatkan?

Memang , untuk melakukan hal itu, kendala kerap ada . Tapi jangan buru-buru putus asa. Seperti kata pepatah , ada banyak jalan menuju Roma…. tapi nggak semua orang pengen pergi kesana…. jadi carilah nilai-nilai kebaikan, kasih sayang,  persahabatan, dan cinta kasih….

Mengapa Tidak Mau Mengalah Bila Memang Baik

0 comments

Satu watak manusia yang sangat susah dikendalikan adalah sifat tidak mau mengalah ibarat kata walau langit runtuh dan bumi tergoncang pokoknya pendapat ku tidak bisa kau ubah. Sifat ini sering menimbulkan masalah seperti salah pengertian, komunikasi yang mandek alias tidak berjalan smooth dan bisa juga membuat rumah tangga gonjang ganjing atau suasana perang dingin sehingga iklim dalam rumah sangat sensitive tersingung satu sama lain.

Mereka yang berpendapat sangat keras biasanya susah mendengar pendapat orang karena dalam maind set atau pikirannya dialah yang maha benar sedang orang lain dianggap tidak benar dan tidak mengerti sehingga bila dia sudah menyatakan pendapat istilah yang dipakai “pokoknya ini sudah tidak bisa ditawar” jadi dia menetapkan harga mati sehingga tidak dapat ditawar lagi denga kata seperti coba dipikir betul baik dan buruknya, atau cobalah dipikir masak masak atau mungkin kita dapat mempertimbangkan dengan cara lain yang mungkin resikonya lebih sedikit dan seterusnya. Namun apapun alternaif yang ditawarkan padanya tidak mempan menerobos pendiriannya yang penuh percaya diri tapi kadang berlebihan.

Biasanya mereka yang tidak mau mengalah adalah mereka sukar mendengar orang lain bicara sehingga tidak paham yang dimaksud dan cepat menyimpulkan isi pembicaraan pada hal belum tentu benar maksud yang ingin disampaikan lawan bicara. Mereka juga sering tidak memberikan kesempatan lawan bicar bicara menjelaskan apa yang ingin diutarakannya dan pada akhirnya dia tidak pernah menghargai pendapat orang lain dan orang lain dia paksa itu menerima pendapatnya sendiri, kasihan betul. Kejadian seperti ini bisa dilakukan oleh seseorang mungkin dalam rumah tangga atau dilingkungan kerja bisa juga dilingkungan tempat tinggal.

Kalau disimak betul ada korelasi yang kuat antara banyak bicara dengan sifat rendah hati artinya mereka yang rendah hati pasti mampu dan bisa mendengar orang lain bahkan menghargai pendapat orang lain. Salah satu ciri kerendahan hati adalah mau mendengar pendapat, saran dan menerima kritik dari orang lain. Sering dikatakan bahwa Tuhan memberi kita dua buah telinga dan satu mulut, yang dimaksudkan agar kita lebih banyak mendengar daripada berbicara. Kadang-kadang hanya dengan mendengarkan saja, kita dapat menguatkan orang lain yang sedang dilanda kesedihan atau kesulitan. Harus diakui, kegiatan mendengar bukanlah suatu pilihan yang kita ambil dengan perasaan suka cita.

Jadi dalam hidup ini kita harus bijak dalam menjaga keharmonisan hubungan antar sesama diantaranya bila memang diperlukan kita harus mengalah lakukanlah untuk mencapai keadaan yang lebih baik, hal ini sesuai dengan perintah Tuhan bahwa kita harus sabar artinya dalam mengalah ada unsur sabar yang harus dimiliki dan bila kita bisa bersabar percayalah Tuhan akan bersama mu dan pasti menolong mu. Mengalah bukanlah berarti merendahkan diri kita atau mengalah bukanlah bertujuan menghina diri seseorang tetapi mengalah adalah mengalahkan ego kita agar selaras dengan kemauan Tuhan karena Tuhan juga berkata apa yang engkau anggap baik belum tentu baik dihadapan Allah dan apa yang engkau anggap tidak baik boleh jadi itu adalah hal terbaik dihapadapan Allah “

Percaya dan Sukses

0 comments

Apa makna keyakinan sehingga dikatakan bahwa keyakinan membuat segalanya menjadi mungkin?. Keyakinan tidak lebih dan tidak kurang kata Ralph Waldo Trine hanyalah operasi tenaga pemikiran dalam bentuk hasrat yang sungguh-sungguh, ditambah dengan harapan terhadap pemenuhannya.

Keyakinan seperti yang biasa dilihat, lebih daripada sekedar kepercayaan. Keyakinan mengantisipasi pemenuhannya. Perbedaan utama antara penjual tanggung dengan penjual kelas kakap terletak pada derajat keyakinan terhadap diri sendiri dan keyakinan pada hasil yang dicapai merupakan syarat bagi semua peningkatan berharga.
Kita akan berada pada jalan kehidupan yang benar kalau kita lebih dahulu yakin, percaya kepada yang Agung. Kita perlu menyadari bahwa diri kita adalah bagian dari paket penting dan rencana besar-Nya.

Dia yang telah menciptakan bertrilyun bintang yang beredar secara teratur di dunia ini, telah melengkapi diri kita dengan perlengkapan untuk sukses. Kita bisa saja menerima hal ini sebagai fakta dan berdiri tegap di dunia ini, seperti halnya kita juga bisa mabuk dalam teori kesempatan dan menjalani hari-hari kita seperti binatang.

Ketika kita sampai pada realisasi keberadaan kita, kita juga telah sampai pada pengenalan nilai-nilai untuk peningkatan diri kita. Kita mengembangkan keyakinan pada pencapaian ambisi kita. Hal ini merupakan pembuka katup tenaga yang mengantarkan kita pada suatu peningkatan individual yang dahsyat. Hal ini merupakan sumber tenaga yang tidak pernah gagal. Percaya dan sukses. Milikilah dan anda tak akan gagal.

Bekerja Itu…….

0 comments

Etos pertama: kerja adalah rahmat.

Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari Tuhan. Anugerah itu kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeser pun.

Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah.
Dengan bekerja, setiap tanggal muda kita menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerah yang patut disyukuri. Sungguh kelewatan jika kita merespons semua nikmat itu dengan bekerja ogah- ogahan.

Etos ke-dua: kerja adalah amanah.

Apa pun pekerjaan kita, pramuniaga, pegawai negeri, atau anggota DPR, semua adalah amanah. Pramuniaga mendapatkan amanah dari pemilik toko.

Pegawai negeri menerima amanah dari negara. Anggota DPR menerima amanah dari rakyat. Etos ini membuat kita bisa bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.

Etos ke-tiga: kerja adalah panggilan.

Apa pun profesi kita, perawat, guru, penulis, semua adalah darma. Seperti darma Yudistira untuk membela kaum Pandawa. Seorang perawat memanggul darma untuk membantu orang sakit. Seorang guru memikul darma untuk menyebarkan ilmu kepada para muridnya. Seorang penulis menyandang darma untuk menyebarkan informasi tentang kebenaran kepada masyarakat. Jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita bisa berucap pada diri sendiri, “I’m doing my best!” Dengan begitu kita tidak akan merasa puas jika hasil karya kita kurang baik mutunya.

Etos ke-empat: kerja adalah aktualisasi.

Apa pun pekerjaan kita, entah dokter, akuntan, ahli hukum, semuanya bentuk aktualisasi diri. Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa “ada”. Bagaimanapun sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpa pekerjaan.

Secara alami, aktualisasi diri itu bagian dari kebutuhan psikososial manusia. Dengan bekerja, misalnya, seseorang bisa berjabat tangan dengan rasa pede ketika berjumpa koleganya. “Perkenalkan, nama saya Miftah, dari Bank Kemilau.” Keren `kan?

Etos kelima: kerja itu ibadah.

Tak peduli apa pun agama atau kepercayaan kita, semua pekerjaan yang halal merupakan ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata.
 
Jansen mengutip sebuah kisah zaman Yunani kuno seperti ini:
Seorang pemahat tiang menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengukir sebuah puncak tiang yang tinggi. Saking tingginya, ukiran itu tak dapat dilihat langsung oleh orang yang berdiri di samping tiang.

Orang-orang pun bertanya, buat apa bersusah payah membuat ukiran indah di tempat yang tak terlihat? Ia menjawab, “Manusia memang tak bisa menikmatinya. Tapi Tuhan bisa melihatnya.” Motivasi kerjanya telah berubah menjadi motivasi transendental.
Warisan tak ternilai

Etos keenam: kerja adalah seni.

Apa pun pekerjaan kita, bahkan seorang peneliti pun, semua adalah seni.

Kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi. Jansen mencontohkan Edward V Appleton, seorang fisikawan peraih nobel. Dia mengaku, rahasia keberhasilannya meraih penghargaan sains paling bergengsi itu adalah karena dia bisa menikmati pekerjaannya.

“Antusiasmelah yang membuat saya mampu bekerja berbulan-bulan di laboratorium yang sepi,” katanya. Jadi, sekali lagi, semua kerja adalah seni. Bahkan ilmuwan seserius Einstein pun menyebut rumus- rumus fisika yang njelimet itu dengan kata sifat beautiful.

Etos ketujuh: kerja adalah kehormatan.

Seremeh apa pun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika bisa menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang kepada kita.

Jansen mengambil contoh etos kerja Pramoedya Ananta Toer. Sastrawan Indonesia kawakan ini tetap bekerja (menulis), meskipun ia dikucilkan di Pulau Buru yang serba terbatas. Baginya, menulis merupakan sebuah kehormatan. Hasilnya, kita sudah mafhum. Semua novelnya menjadi karya sastra kelas dunia.

Etos kedelapan: kerja adalah pelayanan.

Apa pun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercu suar, semuanya bisa dimaknai sebagai pengabdian kepada sesama.

Pada pertengahan abad ke-20 di Prancis, hidup seorang lelaki tua sebatang kara karena ditinggal mati oleh istri dan anaknya. Bagi kebanyakan orang, kehidupan seperti yang ia alami mungkin hanya berarti menunggu kematian. Namun bagi dia, tidak. Ia pergi ke lembah Cavennen, sebuah daerah yang sepi. Sambil menggembalakan domba, ia memunguti biji oak, lalu menanamnya di sepanjang lembah itu. Tak ada yang membayarnya. Tak ada yang memujinya. Ketika meninggal dalam usia 89 tahun, ia telah meninggalkan sebuah warisan luar biasa, hutan sepanjang 11 km! Sungai-sungai mengalir lagi. Tanah yang semula tandus menjadi subur. Semua itu dinikmati oleh orang yang sama sekali tidak ia kenal.

Di Indonesia semangat kerja serupa bisa kita jumpai pada Mak Eroh yang membelah bukit untuk mengalirkan air ke sawah-sawah di desanya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Juga pada diri almarhum Munir, aktivis Kontras yang giat membela kepentingan orang-orang yang teraniaya.

“Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan dilengkapi keinginan untuk berbuat baik,” kata Jansen. 

sumber: 8 Etos Kerja Profesional - Buku bestseller karya Jansen Sinamo

Orang Terhormat dan Gila Hormat

2 comments

Orang Amerika punya anggapan, orang terhormat adalah mendapatkan sukses dalam hidupnya, entah dibidang perdagangan, ilmu dan pengetahuan, industri, entahlah di bidang ketentaraan atau politik. Orang Jepang punya anggapan, orang terhormat adalah yang mempunyai banyak sahabat.
 
Orang Jawa dahulu punya anggapan yang lain lagi,orang yang terhormat adalah yang mempunyai kekuasaan atas sesamanya, yang menentukan hidup dan mati mereka, ini kata Pramudya Ananta toer.

Padahal predikat terhormat pada diri seseorang sebetulnya sangat sederhana, ketika seseorang banyak memberikan manfaat pada orang lain, maka dengan sendirinya dia akan mendapatkan predikat tersebut, dan predikat itu yang memberikannya adalah orang-orang yang menghormati karena jasa-jasanya, jadi bukanlah karena posisi, pangkat dan jabatannya, justeru kadang kala posisi,pangkat dan jabatan tidak memberikan kehormatan pada orang yang memilikinya, apabila dia salah dalam memanfaatkan hal tersebut.

Kebanyakan dari pemimpin kita mengadaptasi dari anggapan orang Jawa, orang terhormat adalah, orang yang mempunyai kekuasaan atas sesamanya, yang menentukan hidup dan mati mereka, pemaknaan seperti ini diterapkan dalam kehidupannnya, maka ketika dia berkuasa maka dia paksakan orang lain harus hormat kepadanya, padahal dia sendiri tidak punya kehormatan atas kekuasaan tersebut, hal ini dikarenakan prilaku yang buruk, korupsi, menindas sesama bahkan menzolimi orang-orang yang ada dibawahnya, inilah kekuasaan yang tidak memberikan kehormatan apa-apa.

Betapa banyak yang kita lihat Pemimpin yang gila hormat, salah sedikit saja aturan protokoler penyambutannya apa bila dia berkunjung kesuatu daerah/tempat, maka habislah bawahannya yang mengatur penyambutan tersebut, sikap seperti ini adalah warisan feodal yang terus dilestarikan oleh para pemimpin kita, orang-orang seperti ini, ketika dia sudah tidak memiliki kekuasaan lagi biasanya akan terkena penyakit Post Power syndrome, sudah tidak punya kekuasaan dan kehormatan tapi masih merasa berkuasa dan tetap minta dihormati.

Tidak memiliki rasa kebangsaan juga bisa membuat orang lain hilang rasa hormatnya pada kita, adanya rasa kebangsaan akan mempertegas sikap hidup dan membangun kehormatan dalam diri setiap orang, dengan rasa kebangsaan akan timbul keinginan membangun kebersamaan, komunitas sebangsa yang membuat hidup akan terasa lebih hidup dan bermanfaat, seperti apa yang dikatakan seorang pemimpin Mesir yang termasyur, Mustafa Kamil;
 
“Oleh karena rasa kebangsaanlah, maka bangsa-bangsa yang terkebelakang lekas mencapai peradaban, kebesaran dan kekuasaan. Rasa kebangsaanlah yang menjadi darah yang mengalir dalam urat-urat bangsa yang kuat dan rasa kebansaanlah yangn memberi hidup kepada tiap-tiap manusia yang hidup”

Bagaimana anggapan orang Indonesia tentang orang terhormat ? Aku tak tahu, kata Pramudya Ananta Toer. Tetapi baik di Amerika, Jepang, Indonesia, atau bagian dunia manapun, barangsaiapa mempunyai sumbangan pada kemanusiaan, dia tetap terhormat sepanjang jaman, bukan kehormatan sementara. Mungkin orang itu tidak mendapatkan sesuatu sukses dalam hidupnya, mungkin dia tidak mempunyai sahabat, mungkin dia tidak mempunyai kekuasaan barang sesuilpun, namun umat manusia akan menghormati karena jasa-jasanya.

Ketika hidup tanpa memberi manfaat apa-apa baik pada diri sendiri maupun bagi orang lain, maka kita akan hidup tanpa kehormatan.

Apakah kita ingin menjadi orang terhormat ? jadilah orang yang banyak bermanfaat…..

oleh ajinatha

Tahukah Anda: Lupa Itu Nikmat!

0 comments

Selama ini, jika kita mendengar kata nikmat, maka yang terbayang adalah makanan yang enak, uang yang banyak, tubuh yang sehat dan lain sebagainya.

Tapi tahukah anda, bahwa sifat lupa yang melekat pada setiap manusia itu, ternyata nikmat yang juga patut kita syukuri. Lho kok gitu ?

Setiap kita, tentu saja tidak akan lepas dari berbagai persoalan hidup yang melilit kita, berbagai persoalan ini bisa menimbulkan bermacam perasaan di hati kita, rasa marah, rasa benci, dendam dan sakit hati.

Dan tahukah anda bagaimana perasaan yang tidak enak itu berangsur hilang, bahkan lenyap dari hati anda ?? ya dengan sifat lupa itu !!

Seseorang yang baru saja mendapat teguran keras dari si Bos di kantor, boleh jadi memendam rasa sakit hati, bahkan hingga dia pulang ke rumah, ucapan pedas dari si Bos masih terngiang-ngiang di telinga, yang tentu saja mempengaruhi kondisi emosionalnya. Tapi dengan berlalunya waktu, perasaan itu hilang dari hatinya, karna dia telah melupakannya !

Bisa anda bayangkan jika anda tidak memiliki sifat lupa, berbagai peristiwa akan terus tertancap dalam memori anda, yang jelas-jelas akan menguras energi dan emosi anda, hal ini tentu saja kontra produktif dengan semangat kita untuk terus maju dan berkarya.

Maka kalau hari ini, anda masih memendam luka dan dendam akibat peristiwa di masa lalu, sungguh anda telah merugi. Tidak ada jalan terbaik bagi anda selain melupakannya, kalau anda tidak sanggup, maka ketahuilah, ada nikmat yang hilang dari diri anda !

Mari syukuri sifat lupa yang ada pada diri kita, sebagai karunia dari Allah, tapi awas, jangan menjadi orang ‘pelupa’ apalagi kalau mau bayar hutang !!!

Tabik...

SEPI

0 comments

Dalam sehari-hari terkadang menyeret kita ke bagian otak yang paling kesepian,seperti tak bisa ambil bagian dengan dunia ini. Lalu dihadapkan dengan soal: kenapa semua harus berlalu seperti ini ?

Mungkin kita membuat rumah dengan cara menakjubkan . memiliki pintu,jendela,lobang angin,kamar tidur,kamar mandi. Dari bangunan seperti ini kita membagi adanya “dunia luar dan di dalam “,sebagai pengertian yang berbeda.Pintu,jadi pengertian ambang batas antara keduanya. Membuka dan menutup pintu sering menjadi moment berdentangan gema kesunyian dari dia – sang manusia.

Suatu kenyataan mau diterima disini. Dia itu manusia: Agung. Mereka membuat hubungan-hubungan ,aturan-aturan. Mencari penjelasan tentang keberadaan dan tujuannya. Membuat makanan sendiri sebagai kebudayaan.Pakaian,perhiasan,alat-alat. Membuat sendiri makamnya sebagai keindahan dan kesedihan dari kematian. Cinta tak tergantikan oleh apapun. Dia pun mencari hubungan logis-sang manusia itu.

Manusia jadi arkeolog dari hidup itu sendiri. Semua bersifat buruk dan salah,sebenarnya mustahil bisa menghinggapi mahluk yang bisa berpikir tentang dirinya sendiri ini. Keagungan manusia harus kembali dihadirkan kembali,walau seperti madu yang tumpah dalam kloset. Apapun yang telah diperbuatnya,dia sebenarnya tak pernah identic dengan seluruh yang pernah dihasilkannya. Ini tidak mudah. Sebab ini dasar seluruh kesepiannya,yangmembuat ia tak pernah bisa mengenal diri sendiri.

“Berprestasi, Jadilah Seperti Nasi!”

0 comments

Siapakah yang layak disebut sebagai mahasiswa berprestasi?

Apakah mereka yang memperoleh banyak medali, memenangkan berbagai perlombaan, dipuja banyak orang, dan sering tampil di hadapan publik dengan berjuta pesona yang membuat manusia terpukau kagum?
 
Barangkali kalau kita menyerap kata ‘prestasi’ persis dengan kata asal serapannya, jawabannya akan seperti itu. Prestasi berasal dari kata prestise yang berarti kebanggaan. Dengan kata lain setiap pekerjaan yang bisa membuat orang lain dan diri sendiri bangga, itu sudah layak disebut prestasi.

Mahasiswa berprestasi membanggakan para dosen dan melambungkan reputasi institusi. Mereka menjadi figur panutan yang dianggap lebih unggul daripada mahasiswa yang lain. Mereka juga mampu menarik perhatian dunia dengan kemampuan ‘istimewa’ mereka. Persis seperti magnet yang menarik besi-besi tak bermuatan.

Sayangnya, kata ‘prestasi’ yang ada pada bahasa Indonesia sangatlah sempit jika digunakan untuk menguraikan makna “prestasi” yang sesungguhnya.

Prestasi tidak hanya terbatas pada kemampuan memenangkan berbagai macam perlombaan, atau sekedar memiliki pengagum yang banyak. Prestasi adalah sebuah kerja nyata untuk masyarakat baik itu secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, dan dilakukan dengan teguh dan terus menerus.

Karenanya, janganlah terlalu fokus mengejar prestasi. Mengapa? Lagi-lagi kita perlu mengembalikan makna asal dari prestasi, yaitu prestise (kebanggaan). Kalau asal bangga tetapi tidak diiringi dengan kerja nyata untuk masyarakat, maka itu adalah prestasi semu. Seharusnya sebagai mahasiswa kita fokus untuk mengejar kontribusi, bukan lagi ‘sekedar’ prestasi.

 Dengan memperbanyak kontribusi, semakin besar peluang kita untuk meraih prestasi. Meskipun nantinya tidak ada piala dan medali yang disematkan kepada kita, setidaknya orang lain bisa merasakan manfaat dari apa yang kita kerjakan. Jika mentok tidak ada yang memberikan apresiasi atas kinerja kita, tidak ada yang menganggapnya, apalagi menghargainya, kita perlu meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui atas segara sesuatu.

Cukuplah deretan piala itu menghiasi etalase-etalase di ruang tamu rumah kita. Itu hanyalah simbol yang bisa lenyap dan hancur. Yang mengabadi adalah kontribusi kita untuk masyarakat dan untuk seluruh umat manusia. Itulah prestasi yang sesungguhnya.
 
Sebuah Prioritas
Jangan salah sangka dengan pernyataan saya pada pembahasan sebelumnya. Tidak ada niatan untuk mendiskreditkan mereka yang ber-‘prestasi’, karena prestasi merupakan hal yang wajar untuk dikejar. Bahkan Islam menganjurkan agar pemeluknya untuk senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan.

Barangkali perlu diingatkan kepada mereka para peraih prestasi –temasuk diri saya sendiri-, bahwa prestise (kebanggaan) hanyalah sekelumit dampak yang bisa kita ambil dari ranah kontribusi yang begitu luas. Bisa jadi orang tidak bangga dengan pekerjaan kita, tetapi ada ungkapan yang lebih tinggi dari hanya sekedar bangga.

Kita tidak akan bangga dengan apa yang dilakukan oleh para petani, tetapi kita sangat menghargainya. Para korban bencana alam memang tidak bangga dengan apa yang dilakukan oleh para relawan, namun mereka sudah pada tingkatan haru. Seorang anak yang memiliki orang tua penyayang, tidak hanya bangga dengan ibu-bapaknya. Dia merasa sangat beruntung. Seorang pasangan suami-istri yang saling memadu kasih, tidak hanya merasa bangga satu sama lain. Lebih dari itu, mereka sama-sama merasakan kebahagiaan.

Sebaliknya, tidak selamanya kebanggaan itu membawa dampak yang baik. Kita bisa melihat fenomena suporter sepak bola yang ada di Indonesia. Karena kebanggan yang berlebih, para suporter rela berdesak-desakan di tribun penonton, hanya untuk melihat tim mereka berprestasi. Kalau tim kesayangan mereka mendapatkan juara, mereka akan berpawai di jalan-jalan untuk meluapkan kegembiraan.

Lantas, adakah dampak signifikan bagi mereka setelah tim yang mereka bangga-banggakan meraih prestasi? Barangkali tidak ada. Bahkan tidak sedikit dari kejadian-kejadian itu yang membawa petaka. Mulai dari luka-luka sampai hilangnya nyawa.

Sebenarnya kalau mahasiswa ingin berprestasi, tidak perlu memikirkan sejauh itu. Yang ditekankan di sini adalah masih banyak yang perlu kita raih daripada sekedar kebanggaan.

Untuk meraih prestasi yang benar-benar ‘prestasi’, maka jadilah seperti nasi. Dia merupakan makanan pokok yang dibutuhkan oleh semua orang. Tidak seperti obat ataupun racun. Obat memang menyembuhkan, tetapi ia hanya dibutuhkan pada saat-saat tertentu saja. Pada saat yang lain, ia bisa menjadi zat yang berbahaya untuk dikonsumsi. Apalagi racun, tidak ada yang mau meminumnya kecuali orang-orang depresi yang sudah tidak tahan hidup di dunia ini.
“…sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain.” (HR Bukhari)
Kita mendapati bahwa prioritas utama kita dalam berkontribusi adalah kemanfaatan bagi orang lain. Untuk apa kita berpayah-payah berprestasi sedangkan masih banyak urusan umat yang belum terselesaikan? Untuk apa berpayah-payah berprestasi sedangkan dampaknya hanya terhenti pada taraf bangga? Sekali lagi bukan untuk mendiskreditkan mereka yang berprestasi. Hanya kembali mengingatkan bahwa masih banyak yang perlu kita raih daripada sekedar kebanggaan.
 
Setelah Paham, Berprestasilah!
Saya takut setelah membaca tulisan pada pembahasan sebelumnya jadi banyak di antara kita yang enggan mengikuti perlombaan dan kompetisi dengan alasan, “yang penting kontribusi”. Sungguh, saya sama sekali tidak berniat untuk menghambat potensi berprestasi yang kita miliki. Saya hanya ingin mengubah mindset dari semangat berprestasi kita.

Setiap manusia memiliki potensi untuk berprestasi. Ketika kita ingin mengejar sebuah prestasi, sebenarnya yang kita kejar adalah potensi yang ada pada diri kita sendiri. Jadi tidak ada alasan untuk tidak berprestasi. Kuncinya, “Perbanyak kontribusi, prestasi akan mengikuti.”
Semoga mencerahkan.

Bekerja dan Menikmati Pekerjaan

0 comments

Membicarakan pekerjaan sama halnya dengan membicarakan hidup itu sendiri. Sebab faktanya, hidup adalah bekerja. Aktivitas yang paling besar menyita waktu dalam kehidupan kita adalah bekerja. Bahkan, bekerja adalah satu-satunya aktivitas yang mampu kita lakukan selama lebih dari delapan jam dalam sehari. Sebagian orang sanggup melakukannya melampaui 12 jam. Oleh karenanya, sebuah pekerjaan harus merupakan sesuatu aktivitas yang dapat dinikmati.

Coba kita pikirkan sama-sama. Siapa diantara anda yang mampu melakukan aktivitas makan, minum, tidur, atau bahkan bercinta sekalipun, selama lebih dari delapan jam sehari, nonstop? Hanya aktivitas “bekerja” yang sanggup mengambil waktu kita senilai itu. Itulah sebabnya saya mengemukakan sebelumnya bahwa membicarakan bekerja sama halnya dengan membicarakan “hidup” itu sendiri.

Persoalannya, tidak jarang dibalik kesanggupan bekerja yang “menggila” justru malah terjadi “stressing” atau tekanan yang sangat tinggi. Mengapa? Sebab mereka yang dilanda stress tidak pandai menikmati, atau tidak pintar menikmati, atau tidak bisa menikmati pekerjaannya.

Ketidakmampuan menikmati pekerjaan disebabkan karena memilih pekerjaan tidak mendengarkan panggilan jiwa. Bekerja sesuai dengan panggilan jiwa menghadirkan kenikmatan yang luar biasa. Bekerja tidak sesuai dengan panggilan jiwa menimbulkan stress.
Bagaimana cara memilih sebuah kehidupan pekerjaan yang mengungkap panggilan jiwa? Bekerja yang nikmat selaras dengan kualitas pembentuk kartu panggilan. Richard J. Leider dan David A Shapiro, dalam “Whistle While You Work, Heeding Your Life’s Calling” menyarankan untuk meninjau 3 kualitas penting yang membentuk “kartu panggilan” kita, yaitu bakat, hasrat dan nilai.

Bakat. Satu cara untuk menemukan bakat adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri: “pekerjaan apa yang ketika sedang kulakukan, membuat aku begitu asyik mengerjakannya, sehingga aku lupa waktu?” Nah, disitulah jawabannya jika anda ragu apakah pekerjaan yang sekarang sudah sesuai dengan panggilan jiwa atau tidak. Jika anda tidak pernah merasa senang dan bahkan asyik dalam mengerjakan pekerjaan anda, bakat anda tidak di sana.

Hasrat. Hasrat muncul dalam berbagai bentuk. Anda mungkin sangat menyukai spiritualitas, sehingga tidak berhenti memikirkan untuk mengembangkan kesadaran spiritual orang seluruh dunia. Anda juga bisa jadi menghabiskan waktu luang dengan melakukan kegiatan menentang penindasan. Anda mungkin mempunyai ketertarikan yang besar dan terus menerus memikirkan persoalan masyarakat. Itulah hasrat. Pertanyaan-pertanyaan soal hasrat antara lain: “Hal atau tujuan apa yang menggerakkan anda dalam bekerja? Masalah apa yang di dalam dunia atau dalam lingkungan pekerjaan yang menurut anda memerlukan pemecahan? Ketika anda terjaga di malam hari, lantas memikirkan keadaan alam semesta, apa yang paling memenuhi pikiran anda? Dalam jawaban itulah dapat ditemukan hasrat. Ketika menghubungkan bakat dan hasrat kita, kita mempunyai alasan yang jelas untuk bangun setiap pagi.

Nilai. Adalah dorongan dibalik pilihan sebuah pekerjaan. Nilai adalah api yang menyalakan hasrat. Nilai memperlihatkan kepribadian dan ciri khas kita. Jika sebuah pekerjaan tidak selaras dengan nilai/dorongan/kepribadian seseorang, maka pekerjaan itu bukanlah merupakan panggilan dan ini kelak yang dapat menimbulkan ketidaknikmatan atau stress dalam bekerja.

“Tetapi, saya sudah sampai di sini dalam lingkar pekerjaan yang tidak sesuai dengan panggilan jiwa, apakah saya bisa mengubah arah dan menemukan jalan kembali kepada diri saya yang sebenarnya?” Agar bekerja bisa menjadi lebih nikmat?

Bisa. Periksa kembali bakat, hasrat dan nilai anda. Selaraskah dengan pekerjaan yang sedang dilakukan? Jika tidak, saatnya memang memulai perubahan.

CARA MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR DAN MOTIVASI KERJA

0 comments

Motivasi merupakan dorongan jiwa yang membuat seseorang melakukan suatu kegiatan yang memiliki tujuan tertentu. Dalam hal ini yang kita bahas tentunya adalah motivasi yang terkait dengan perbuatan yang memiliki tujuan baik seperti motivasi belajar dan motivasi kerja.

Di dalam kehidupan sehari-hari motivasi dapat dilihat dari semangat seseorang di saat ia melakukan suatu aktivitas. Seorang pelajar yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar dapat dilihat dari kerajinannya dalam belajar dengan penuh semangat untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Seorang pekerja yang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja dapat dilihat dari kerajinannya dalam bekerja dengan penuh semangat untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.

Jenis-jenis motivasi
 Secara garis besarnya, motivasi dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu:

1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri orang yang bersangkutan. Misalnya seseorang yang mengikuti kursus bahasa Inggris karena ia memang ingin bisa berbicara bahasa Inggris dengan tujuan tertentu seperti mau belajar atau bekerja di luar negeri, atau ingin menjadi guru bahasa Inggris

2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar diri orang yang bersangkutan. Misalnya seseorang yang mengikuti kursus bahasa Inggris karena ingin mencari teman atau pasangan hidup

Baik motivasi intrinsic maupun motivasi ekstrinsik sama-sama mendatangkan manfaat dalam mendorong seseorang untuk berbuat baik seperti belajar, bekerja, berlatih, dll. Dalam hal ini motivasi intrinsik memiliki nilai atau manfaat yang lebih tinggi karena akan mendorong seseorang untuk berbuat baik dengan kesadaran sendiri.

Dengan motivasi intrinsic, para pelajar dan mahasiswa akan belajar dengan kesadaran sendiri dan penuh semangat tanpa harus di suruh oleh orang tuanya. Di samping itu motivasi intrinsic sifatnya lebih permanen daripada motivasi ekstrinsik.
Mengingat pentingnya motivasi dalam mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu yang baik, seperti belajar atau bekerja, maka sangatlah perlu dipahami berbagai cara untuk membangkitkan motivasi.

Bagaimana membangkitkan motivasi ?
Motivasi dapat dibangkitkan dengan berbagai cara yang antara lain adalah:

1. Memahami manfaat dari suatu aktifitas. Sebagai contoh seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar bahasa Inggris jika dia sudah memahami apa saja manfaat dari belajar bahasa Inggris.

2. Menetapkan tujuan yang baik. Seorang pelajar yang sudah menetapkan tujuan belajar atau cita-cita, akan memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelajar yang belum menetapkan tujuan belajar atau cita-cita.

3. Menciptakan suasana yang nyaman di lingkungan belajar atau di lingkungan pekerjaan.

4. Mendapatkan nasehat atau saran dari orang lain dalam belajar atau bekerja dengan penuh kesadaran.

5. Menjalin hubungan baik dengan orang-orang di sekitar lingkungan kerja, terutama dengan mereka yang terkait langsung dalam kerja sama bersama kita. Hindari permusuhan yang hanya akan membuat hati tidak tenang dan melemahkan motivasi kerja.

6. Mendapatkan sugesti positif dari orang lain di mana sugesti tsb berpengaruh untuk membangkitkan motivasi.

7. Menerima pembangkitan motivasi dari motivator yang tepat seperti orang tua, saudara, guru, konselor, therapis, atau relasi lain yang bisa berperan sebagai seorang motivator.

8. Menghindari hal-hal yang bisa melemahkan motivasi seperti kejenuhan, pengaruh negatif dari orang lain, dan kondisi negative atau tidak nyaman pada llingkungan yang bisa melemahkan semangat belajar atau bekerja.

9. Memperkuat self sugesti atau sugesti pada diri sendiri yang antara lain bisa diperoleh dengan latihan meditasi.

10. Melengkapi berbagai fasilitas yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar atau bekerja.

11. Menanamkan kesadaran bahwa belajar atau bekerja merupakan kegiatan yang bisa digolongkan sebagai ibadah.

Dari sekian banyak cara membangkitkan motivasi tsb, anda perlu lebih mengutamakan untuk membangkitkan motivasi intrinsic, karena motivasi intrinsic akan membuat anda bisa belajar atau bekerja dengan penuh kesadaran tanpa harus diperintah oleh orang lain. Dengan motivasi intrinsic, anda akan menjadi orang yang memiliki inisiatif sendiri dalam belajar atau bekerja. Anda akan menjadi seorang yang mandiri dan selanjutnya andapun akan bisa menjadi orang yang kreatif.


Cawanmu Cawanku, Ajak Namun Jangan Saling Beradu

0 comments

Manusia tercipta layaknya cawan kecil. Baik buruknya cawan, tergantung isinya. Saat ia berada diladang bunga, maka tetesan madu dari lebah akan mengisi cawan itu. Saat ia menari didalam gua, maka kotoran burung akan memenuhi cawan itu. Bukan mudah membersihkan cawan, terlebih jikalau cawan itu sudah berkerak kerak akibat kotoran burung yang menumpuk. Nampaknya, agak salah apabila hendak memuliakan cawan kotor dengan cara ditumpuk oleh tetesan madu. Bukankah dia perlu dibasuh terlebih dahulu?. Ya, cawan itu perlu dibasuh, dibasuh sesuai derajat kotornya. Sampai ia benar benar bersih. Bukankah percuma apabila mengisi secanting madu kedalam cawan yang penuh dengan kotoran burung.

Namun kotoran burung didalam cawan tidak selamanya merugikan. Terkadang apabila kotoran itu sampai meluap-luap keluar cawan, dan jatuh ketanah, itu adalah berkah bagi tanaman yang berada disekitarnya. Secara tidak langsung kotoran itu telah menjadi stimulus bagi lebah pencari madu agar ia lebih rajin menanggul madu didalam bunga. Bukankah kotoran burung adalah unsur hara yang cukup baik untuk pertumbuhan tanaman, salah satunya bunga. Dan ketika bunga tumbuh subur didalamnya bersembunyi limpahan madu, maka itu adalah incaran sang lebah. Semakin banyak madu yang dibawa lebah, bukankah semakin banyak pula cawan cawan bersih itu terisi madu.

Namun apabila cawan kotor itu, terlalu lama dalam kekotorannya, dan terlalu penuh dengan kenajisan didalamnya. Bukankah cukup menyedihkan, bila kelak ia pecah dan hancur, sebelum ia dimuliakan. Ia pecah sebelum ada yang memungutnya kedalam lemari antik nan indah.

Hai, cawan penuh madu. Isyaratkan ia pada indahnya ladang bunga. Ajak ia dengan halus, dan lemah lebut, ajak ia kedalam ladang bunga, namun janganlah kau paksa ia, karena cawan itu mudah pecah.

Cawan madu, sungguh pelik pula apabila engkau terus menerus menahan madu didalam dirimu. Bukankah masih sangat banyak cawan kosong yang seharusnya kau bagi, lalu kau isi kembali dirimu dengan madu yang baru. Bukankah madu yang terlalu lama kau pendam bisa membuatnya basi dan menjadikannya racun oleh karena bakteri didalamnya.Maka sebarkanlah manisnya madumu, lalu isi kembali cawanmu dengan madu dengan madu baru yang segar.



Janji seorang penikmat kopi

0 comments

Ketika ku seduh dan ku hirup wangi baumu
Kurasakan setengah kenikmatan dunia mulai masuk ke tubuhku
ketika ku sruput dan ku alirkan ke lidah dan tenggorokanku
Surga seakan di depanku
Seketika terletup semangat kerja
Membelalak mata ingin menaklukkan dunia
Dan melayangkan tubuh ini ke awang awang lamunan
serta menancapkan tonggak kokoh d kaki ini untuk enggan berdiri lagi
Ku ingin selalu menikmatimu
Sampai waktu yang memisahkan rasa ini
Kopi…. sepahitnya kamu, ku kan tetap setia karena aroma dan kenikmatanmu

…….bagi seorang kopier(sebutan bagi peminum kopi yang sudah addic atau hoby), segelas kopi di pagi hari adalah setengah kenikmatan dunia. Mungkin itu terlalu 4L4y tapi jangan terlalu cepat mengambil keputusan untuk menilainya. Kenikmatan kopi akan membangkitkan rasa, gairah dan semangat hidup. minuman yang terbuat dari biji yang tercatat disejarah pertama kali ditemukan pada tahun 1000 SM oleh suku galla di ethiopia. Dan mulai booming ketika dibawa oleh pedagang arab yang tersohor pertama kali di yaman dengan sebutan mocca. sehingga tak terasa sekarang pun kopi menjadi salah satu minuman tekenal di seluruh pelosok indonesia, memang kopi sangat kontroversial dari awal sampai sekarangpun bahkan pada masa pemerintahan Raja Charles II tahun 1675 M, dia menutup seluruh kedai kopi di London, tuduhan utamanya adalah kedai kopi sebagai tempat pemufakatan makar. Sampai sekarangpun kopi masih menjadi buah simalakama,di suatu sisi amat digandrungi namun di sisi lain terkadan efek buruk baik yang bersifat medis atupun sosial masih kerap muncul.
 
secara etimologi kopi sendiri berasal dari bahasa arab qawwah yang berarti kekuatan kemudian diserap oleh bangsa belanda menjadi koffie dan diasimilasi oleh mulut orang indonesia khusunya jawa menjadi kopi. kopi sendiri secara biloginya dibagi dalam dua jenis genus besar yaitu (coffea arabica dan coffea robusta), sebagai tambahan informasi ada berbagai macam jenis minuman kopi :
  1. kopi hitam
  2. latte
  3. espresso
  4. cafe latte
  5. cafe machiato
  6. cappucino
  7. dry cappucino
  8. frappe
  9. kopi instan
  10. kopi irlandia
  11. kopi tubruk
  12. melya
  13. kopi moka
  14. kopi oleng
Namun dari sekian jenis tersebut yang terpenting sebenarnya apasih kandungan kopi sendiri sehingga sedemikian hebohnya, kopi banyak mengandung kafein sebuah senyawa hasil metabolisme sekunder golongan alkaloid dari tanaman kopi dan memiliki rasa yang pahit.Peranan utama kafein ini di dalam tubuh adalah meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi.Dan penelitian terakhir kafein juga sebagai zat anti oksidan yang mampu mengikat partikel radikal bebas yang merugikan tubuh. Namun dari semua itu yang terpenting jangan terlalu mengkonsumsi yang berlebihan karena semua yang berlebihan akan tidak baik……selamat mencoba “let’s try the decision in your hand”

5 Hal Yang Tidak (Terpaksa) Harus Anda Lakukan

0 comments

Love is never having to say you’re sorry” Ya. Cinta tidak mengharuskan anda untuk mengatakan menyesal. Sebuah frase terkenal dari film “Love Story”, tetapi kini sudah banyak bermetmorfisis—dimodifikasi, ditata ulang, direkompisisi, bahkan disatirkan menjadi film, lagu, seri TV, dan lain sebagainya.

Dan frase itu membuat saya menjadi berpikir: “Adakah hal lain lagi yang sesungguhnya tidak harus saya lakukan untuk mendapatkan suatu kebaikan?


1. Komitmen Tidak Harus Dengan Memaksakan Diri Untuk Disiplin


Komitmen dapat membuat seseorang melakukan segala tugas dan pekerjaanya dengan konsiten dan optimal, tanpa harus memaksakan diri untuk disiplin.

Lebih jauh dari itu komitmen yang dijaga dengan baik akan melahirkan sikap yang bertanggungjawab.
 
2. Kebebasan Tidak Harus Mengubur Diri Dengan Kesenangan


Siapa yang tidak ingin bebas? Siapa yang tidak menginginkan kesenangan? Tetapi, haruskah kebebasan itu diartikan sebagai: menikmati segala kesenangan yang diinginkan? Tidak.

Kebebasan tidak mengharuskan sesorang untuk pergi ke diskotik setiap akhir pekan. Kebebasan tidak mengharuskan sesorang untuk berfoto bugil di depan kamera. Kebebasan tidak mengharuskan untuk menghujat dan memaki. Kebebasan adalah pelepasan diri dari ambisi dan keinginan.

3. Percaya Diri Tidak Harus Ditunjukan Dengan Citra Yang Keren

Ada masa dimana sesorang suka meninggikan diri dengan mengatakan “aku punya pesawat terbang” padahal yang dipegangnya adalah pesawat-pesawatan dari kertas. Mendengar hal itu maka yang lain akan mengatakan, “Aku malahan punya jet, cepeeeet banget terbangnya”, padahal yang dipegang juga cuma pesawat-pesawatan dari kertas. Siapakah mereka? Anak-anak!


Di awal kelahiran sosial media terutama sekali Facebook, banyak user yang berdandan khusus hanya untuk photo profile yang keren, atau memasang badge khusus sebagai photo profile. Semua itu adalah usaha untuk menutupi kekurangpercayaan diri.


Ketika seseorang mencoba mengetakan dirinya hebat, keren, dan lain sebagainya, sesungguhnya dia tidak keren dan tidak hebat samasekali. Melainkan kekanak-kanakan. Rasa percaya diri tidak harus ditunjukan dengan citra yang keren. Karya dan tindakanlah yang menunjukan jati diri yang sesungguhnya. Tidak perlu cape-cape buat pengumuman. Tunjukan dengan karya yang keren tanpa embel-embel “karyaku keren”, itu baru percaya diri!


4. Kreativitas Tidak Harus Menjadi ‘Nyeleneh


Orang-orang yang berkegiatan di dunia kreatif sering berpenampilan tidak lumrah, atau ‘nyeleneh’. Haruskah? Itukah identitas dari kreatifitas? Bagi saya kreatif adalah spirit jiwa.


Sepanjang sesorang tidak berhenti berkreasi: membuat (memodifikasi, menata ulang, melakukan percobaan, mengevaluasi, mencoba lagi, dan seterusnya), maka dia adalah orang yang kreatif. Tanpa perlu harus menjadi orang yang ‘nyeleneh’.

5. Cinta Tak Pernah Memaksa Orang Lain Untuk Merubah Dirinya


Sedikit memaksa anak untuk mengubah kebiasaan yang dianggap buruk, masih boleh memakai alasan cinta. Tetapi memaksa pacar, pasangan, suami/istri (yang sudah dewasa, sudah tahu membedakan mana baik/mana buruk) bukanlah wujud dari cinta.


Cinta adalah membiarkan dia selalu nyaman. Bukan memaksanya untuk merasa nyaman, apalagi memaksanya untuk mengatakan menyesal. “Love is never having to say you’re sorry.