ORGANISASI


Organisasi mengejar tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara efisien dan efektif dengan tindakan yang dilakukan secara bersama-sama. Ciri organisasi perilakunya terarah pada tujuan. Kata organisasi memiliki 2 pengertian umum:
1. Menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, contoh: organisasi perusahaan, organisasi perkumpulan olahraga, perwakilan pemerintah (partai), organisasi kerohanian, dsb
2. Berkenaan dengan proses pengorganisasian, yakni sebagai suatu cara yang mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya, agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.

Misi dan Tujuan Organisasi

Misi Organisasi
Sebelum suatu organisasi menetapkan tujuan- tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan misi atau maksud organisasi

Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Misi organisasi adalah maksud khas ( unik ) dan mendasar, yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup kegiatan-kegiatan organisasi. Misi merupakan perwujudan dasar para pembuat keputusan strategik organisasi, mencerminkan konsep jati diri organisasi, serta menunjukkan bidang-bidang kegiatan dan kebutuhan-kebutuhan anggota yang akan dipuaskan oleh organisasi.

Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan suatu situasi yang tidak terdapat sekarang tetapi dimaksud untuk dicapai di waktu yang akan datang, melalui kegiatan-kegiatan organisasi, atau dengan pengertian lain bahwa tujuan organisasi adalah suatu hasil akhir, titik akhir, atau segala sesuatu yang akan dicapai di masa mendatang dengan mengarahkan usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan yang saat ini dilaksanakan. Setiap tujuan kegiatan-kegiatan organisasi dapat juga disebut sasaran atau target.

Kecendrungan kesalahan yang dilakukan oleh para pemimpin organisasi adalah memulai kegiatan-kegiatan dan membuat keputusan-keputusan organisasi tanpa penetapan suatu kerangka tujuan-tujuan organisasi terlebih dahulu.
Mengapa ??? Karena tujuan-tujuan organisasi ini yang akan mengarahkan untuk membuat keputusan-keputusan dalam organisasi.
Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai beberapa fungsi penting yang bervariasi menurut waktu dan keadaannya, yakni ;
1. Pedoman bagi kegiatan Melalui penggambaran hasil-hasil akhir di waktu yang akan datang tujuan berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan para anggota organisasi. Dalam hal ini, fungsinya adalah memberi arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang “ harus “ dan “ harus tidak dilakukan “.
2. Sumber Legitimasi Merupakan sumber legitimasi bagi organisasi melalui pembenaran kegiatan-kegiatannya dan disamping itu keberadaannya di kalangan kelompok-kelompok, misalkan kelompok organisasi lainnya, Almamater, mahasiswa, masyarakat pada umumnya. Pengakuan atas legitimasi ini akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan disekitarnya.
3. Standar Pelaksanaan Bila tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami oleh seluruh anggota organisasi, akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan ( Prestasi ) organisasi sehingga derajat kesuksesan yang dicapai dapat dengan mudah diukur.
4. Sumber Motivasi Penetapan tujuan pada pelaksanaan kegiatan organisasi yang pada akhirnya memberikan prestasi pada organisasi tersebut akan memberikan status dan prestise serta kebanggaan bagi para anggota organisasi sehingga akan menjadi sumber motivasi yang kuat.
5. Dasar Rasional Pengorganisasian Tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan struktur organisasi. Tujuan organisasi dan struktur organisasi berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan, pola penggunaan sumber daya, implementasi berbagai unsur perancangan organisasi ; pola komunikasi, mekanisme pengawasan dsb

Proses Penetapan Tujuan

Proses penetapan tujuan merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. Beberapa unsur dasar yang melatar belakangi penetapan tujuan suatu organisasi untuk menciptakan nilai-nilai tersebut sbb :
1. Bahwa kegiatan yang dibuat oleh organisasi dapat memberikan manfaat bagi seluruh anggota organisasi.
2. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat memberikan rasa puas bagi seluruh anggota organisasi.
3. Membuat kegiatan-kegiatan yang berkualitas
4. Bahwa dengan kerja keras dan dukungan seluruh sumber daya, organisasi dapat beroperasi dengan lebih baik.
5. Pelayanan organisasi yang baik akan memberikan public image yang positif, sehingga public bersedia memberikan dukungan untuk membantu kesuksesan organisasi.
6. Organisasi harus memiliki konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan kepada para anggotanya..

Perumusan Tujuan

Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat dalam organisasi. Perumusan tujuan merupakan hasil usaha perpaduan untuk memuaskan semua pihak atau himpunan berbagai tujuan individu dan organisasi.
Agar perumusan tujuan efektif ada beberapa hal penting untuk diperhatikan :
1. Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan.
2. Pengurus organisasi sebagai perumus tujuan umum hendaknya bertanggung jawab untuk menurunkan tujuan-tujuan pada seluruh anggota organisasi.
3. Tujuan harus realistis, diselaraskan dengan lingkungan internal dan eksternal, baik sekarang maupun diwaktu yang akan datang.
4. Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat menantang para anggota organisasi.
5. Tujuan-tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah dipahami dan diingat
6. Tujuan Bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum.
7. Pengurus organisasi harus selalu meninjau kembali/mengevaluasi tujuan yang telah ditetapkan dan bila perlu merubah dan memperbaikinya sesuai dengan perkembangan lingkungan.

Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja.

Departementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama-sama. Pembagian kerja merupakan pemerincian tugas pekerjaan, agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.

Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan beberapa langkah sbb :
1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga tidak efisien.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisienan dan konflik-konflik yang merusak.

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian yaitu:

1. Pembagian kerja 4. Rantai perintah dan kesatuan perintah
2. Departementalisasi 5. Tingkat-tingkat hirarki organisasi
3. Bagan organisasi 6. Saluran komunikasi

Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur organisasi mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam membuat keputusan dan ukuran kerja.

Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi sbb :
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuan. Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun antara pimpinan organisasi dan anggota organisasi. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi berubah, maka struktur organisasi juga berubah.
2. Anggota organisasi dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Kemampuan dan cara berpikir anggota serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan pimpinan organisasi dalam pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan diantara satuan-satuan kerja pada rancangan struktur organisasi. Disamping itu orang-orang diluar organisasi perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur organisasi.
3. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat.

Unsur-unsur Struktur organisasi sbb :
1. Spesialisasi kegiatan. Hal ini berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi ( pembagian kerja ) dan penyatuan tugas-tugas menjadi satuan kerja ( departementalisasi )
2. Standarisasi kegiatan. Merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan
3. Koordinasi kegiatan. Hal ini menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuat keputusan yang menunjukkan letak kekuasaan pembuatan keputusan.
5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah anggota dalam suatu kelompok kerja.

Pembagian Kerja

Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana individu-individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja sama secara kooperatif dan dikoordinasikan, dapat mencapai hasil lebih dari pada dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut Synergi. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja yang memungkinkan synergi terjadi.

Konflik Dalam Organisasi

Penyebab konflik dalam organisasi sbb:
1. Komunikasi ; salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya pimpinan organisasi yang tidak konsisten
2. Struktur ; persaingan yang tidak sehat karena adanya suatu kepentingan-kepentingan individu, persaingan untuk memperebutkan sumber daya-sumber daya yang terbatas, atau salin ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka
3. Pribadi ; ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai social pribadi anggota dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi. Karakteristik-karakteristik kepribadian tertentu seperti otoriter atau dogmatis

Jenis-jenis konflik dalam kehidupan organisasi sbb :
1. Konflik dalam diri individu. Hal ini terjadi bila seorang individu menghadapi ketidak pastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya, bila permintaan pekerjaan saling bertentangan atau individu diharapkan untuk melakukan pekerjaan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian
3. Konflik antar individu dan kelompok. Hal ini berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Contoh : individu tersebut dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma-norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok. Hal ini disebabkan karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok.

Metode penyelesaian konflik, sbb :
1. Dominasi dan penekanan. Yaitu dengan cara ; kekerasan yang bersifat penekanan otokratik; penenangan yang merupakan cara yang lebih diplomatis; penghindaran dimana pimpinan organisasi menghindar untuk mengambil posisi yang tegas; dan aturan mayoritas yaitu mencoba untuk menyelesaikan konflik dengan melakukan voting melalui proses yang adil.
2. Kompromi. Yaitu pimpinan organisasi mencoba dengan cara mencari jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Bentuk-bentuk kompromi meliputi : pemisahan, dimana pihak-pihak yang bertentangan dipisahkan sampai mereka mencapai persetujuan; arbitrasi ( wasit ) dimana pihak ketiga ( biasanya pimpinan organisasi ) diminta memberikan pendapat; kembali keperaturan-peraturan yang berlaku, dimana kemacetan dikembalikan pada ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan menyetujui bahwa peraturan-peraturanlah yang menyelesaikan konflik
3. Pemecahan masalah bersama. Yaitu konflik yang terjadi diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama yang dapat diselesaikan melalui teknik-teknik pemecahan masalah. Secara bersama-sama, pihak-pihak yang bertentangan mencoba untuk memecahkan masalah yang timbul diantara mereka.
Bentuk-bentuk pemecahan masalah bersama meliputi : Konsensus, dimana pihak-pihak yang sedang bertentangan bertemu bersama untuk mencari penyelesaian terbaik dan bukan mencari kemenangan sesuatu pihak ; Konfrontasi, dimana pihak-pihak yang saling berhadapan menyatakan pendapatnya secara langsung satu sama lain dengan cara yang dewasa dan rasional serta bersedia untuk menerima penyelesaian.

0 comments: (+add yours?)

Post a Comment