Seorang pemimpin yang baik adalah ia yang mau
selalu berada di tengah-tengah orang-orang yang dipimpinnya, sehingga
ia bisa memahami keadaan orang-orang yang berada dalam pimpinannya.
Sepertinya ini pertanyaan bodoh dan iseng saja. Setelah jadi pemimpin
tentu saja tugasnya adalah memimpin orang-orang yang dipimpin. Berada
di jajaran paling depan untuk mengatur dan mengarahkan.
Bukankah demikian seharusnya?
Ya, demikianlah yang terjadi pada seorang pemimpin. Setelah menjadi
pemimpin ia menjadi orang yang maunya hanya memimpin. Hanya maunya
berada di bagian depan, merasa orang penting dan tugasnya adalah
mengatur.
Pemimpin yang maunya memimpin, sehingga posisinya selalu mau berada di
depan saja. Maunya menjadi orang yang dilayani dan dihormati bukannya
mengayomi.
Makna pemimpin hanya sekadar dimaknai sebagai orang yang harus berada paling depan.
Apakah memimpin itu harus selalu berada di depan?
Kalau seorang pemimpin hanya mau selalu berada di bagian depan saja,
maka dipastikan ia bukanlah seorang pemimpin yang baik. Karena telah
tercipta jarak antara atasan dan bawahan.
Karena seorang pemimpin yang hanya mau berada di depan saja dipastikan
ia tidak akan bisa mengerti dan memahami keadaan orang yang dipimpinnya.
Ia tidak akan mengetahui dengan jelas kebutuhan rakyatnya.
Ia hanya akan bicara dengan kapasitas sebagai pemimpin yang penuh dengan
kepentingan, tetapi bukan untuk kepentingan orang yang dipimpinnya.
Seseorang yang telah menjadi pemimpin seharusnya ia bisa kembali menjadi
rakyat biasa layaknya dengan orang yang dipimpinnya, sehingga ia bisa
memimpin di tengah orang-orang yang dipimpinnya.
Dengan demikian, sebagai seorang pemimpin, maka ia bisa lebih memahami
dan mengerti keadaan orang-orang yang dipimpinnya. Karena ia sendiri
merasa adalah bagian dari orang-orang yang dipimpin.
Apapun yang akan diperbuat dan dikatakan pasti akan sesuai dengan
kehendak orang-orang yang dipimpin bukannya melukai sehingga menimbulkan
pertentangan.
Di dunia ini memang jarang kita bisa menemukan orang-orang yang setelah
menjadi pemimpin mau kembali menjadi orang biasa. Karena diperbudak oleh
makna dari kata “pemimpin” yang berarti harus berada paling depan.
Kedudukan sebagai pemimpin seringkali membuat seseorang lupa untuk
selalu berada di tengah-tengah orang-orang yang dipimpinnya. Lupa diri,
bahwa ia juga orang biasa layaknya orang-orang yang dipimpinnya.
Setiap orang adalah pemimpin. Minimal menjadi pemimpin bagi dirinya
sendiri. Untuk belajar jadi pemimpin yang baik, maka pelatihan yang
terbaik adalah dengan belajar memimpin diri sendiri.
0 comments: (+add yours?)
Post a Comment