Membaca Tidak Efektif Tanpa Menulis

Saya jadi ingat potongan lagu anak-anak yang sering dinyanyikan dahulu :

“.. Berhitung, menulis, membaca. Tak lupa diulang di rumah. Ingin akupun demikian, seperti Ruri abangku.”

Saat ini anak saya yang berusia 5,5 tahun, duduk di tahun pertama sekolah dasar sedang mengalami masa awal belajar yang ‘beneran’ di sekolahnya. Dalam catatan guru sebelum liburan kemarin, para orangtua diharapkan membantu anak-anak untuk matang berhitung 1-20 dan mengenalkan konsep dasar tambah dan kurang. Selain itu kami juga diminta untuk menekankan latihan baca-tulis agar anak bisa mencapai harapan lancar membaca sebelum naik kelas.

Anak saya sangat berminat membaca. Di bulan pertama saya sering latih dia membaca kata-kata pendek yang dibekali oleh guru kelas. Pendekatan membaca dengan peka pada bunyi cukup membantu anak saya untuk menggabungkan huruf. Ada yang bilang ini pendekatan fonetik. Bahwa setiap huruf punya bunyinya. Apa yang terdengar, itulah yang tertulis. Namun rupanya saya melakukan kesalahan fatal ketika tidak membarengi kegiatan membaca ini dengan aktivitas menulis yang juga intens.

Karena sesungguhnya ada beberapa kata yang tidak terlalu simpel peluruhan bunyinya. Dengan sering membaca dibarengi menulis, anak terbiasa mengenal bentuk kata juga. Kegiatan mengenal bunyi dan bentuk kata sebenarnya sudah bisa dilakukan sejak bayi. Setelah anak mahir menulis, bentuk dan bunyi itu menjadi konkrit dari pengalaman dia menorehkan sendiri ‘gambar’nya.

Dari sekedar menuliskan kata per kata, mengajak anak menulis kalimat juga sangat menolongnya mengerti makna kata. Karena walaupun ia lancar membaca, bisa jadi itu hanya manifestasi kelancarannya menggabungkan bunyi, mengingat bentuk katanya atau gabungan keduanya.

Kegiatan kita, para dewasa yang gemar membaca dan menulis, yang kemudian menjadi tontonan lazim bagi anak-anak juga memotivasi mereka untuk ikut membaca dan menulis. Anak saya sangat penasaran untuk bisa membaca karena saya dan suami menghabiskan waktu di perjalanan dengan membaca. Setiap malam ‘mantengin’ komputer, membaca banyak teks, tak tik di keyboard sambil sesekali mencatat di kertas. Mungkin baginya kegiatan itu terlihat begitu mengasyikkan sampai kami kadang-kadang mengacuhkannya! Jadi ia ingin sekali merasakan rasa asyiknya.

Mengenai menulis, dari hasil pengamatan anak saya yang ada 3 orang ini, si kecil yang belum dua tahun mulai belajar membuat oret-oretan. Si tiga tahun sedang memperlancar mewarnai dengan ’sempurna’, tidak keluar garis, membuat lingkaran utuh, membuat bentuk-bentuk, sambil belajar menulis namanya. Si besar sejak 4 tahun sudah percaya diri menulis namanya dengan ejaan yang benar. Jika saat itu saya mulai ajak agar terbiasa menuliskan kata lain (tanpa mencontoh) mungkin saat ini ia lebih lancar membaca dan menulisnya.

Tapi konon sebagai orangtua kita juga tidak boleh memaksakan dan harus menyesuaikan dengan kesiapan anak tersebut. Tanggung jawab kita adalah memberi lingkungan yang kondusif baginya untuk memaksimalkan setiap tahapan pertumbuhan. Sekarang saya baru sadar tentang pentingnya menulis. Baru sebentar saja saya belikan alat tulis yang lucu dengan buku serbaguna (boleh digambar, boleh ditulis, boleh digunting), sekarang si besar dan tengah mulai sering menulis. Bahkan si besar menenteng buku dan pensilnya kemanapun pergi dan menuliskan kata-kata yang dia lihat. Terasa signifikan kemampuannya memaknai kata sekarang.

Saya jadi berfikir, kalau efek membaca diimbangi dengan menulis pada anak sekecil itu saja bisa begitu besar, apalagi bagi orang dewasa. Jadi marilah kita lebih sering menulis. Ketika menulis, otak kita ‘olahraga’, kitapun jadi lebih mengerti apa yang kita fikirkan sebelumnya. Kata dosen saya dulu, saat menulis jangan langsung diedit dan rendah diri bahwa tulisan itu tidak perlu atau tidak bagus. Yang penting keluarkan dulu apa yang terfikir. Menulis jurnal harian saja (untuk konsumsi pribadi) juga sudah cukup sebagai langkah awal.

Yuk sering-sering menulis!

oleh finaisme

1 comments: (+add yours?)

Puji L said...

Setujuuuu...menulis itu sekaligus merupakan perenungan untuk mendapatkan pencerahan...:D

salam menulis

Post a Comment