Pada  suatu sore yang teduh, seorang nenek tampak berkutat asyik dengan  kegiatannya di halaman belakang sebuah rumah. Ia tampak sedang   menuliskan sesuatu pada sebuah kertas. Kala itu, kemudian si cucu  datang  menghampiri dan bertanya, “Nenek sedang menulis apa Nek,  sepertinya  asyik sekali. Pensilnya baru ya Nek?” 
Sambil tersenyum sabar, si  nenek menjawab. “Nenek sedang menulis  tentang kamu, cucu nenek yang  cantik dan pintar,” ucapnya penuh sayang.  “Tetapi, sebenarnya ada yang  lebih penting lho dari isi tulisan ini,  yaitu pensil yang nenek pakai  untuk menulis ini.”
Si cucu sejenak merasa kebingungan  mendengar penuturan nenek. Ia pun  dengan saksama mengamati sesaat pensil  yang ada di tangan nenek. Tak  lama, si cucu berkata, “Selain pensilnya  masih baru, rasanya tidak ada  yang istimewa dari pensil Nenek. Memang  apa hebatnya pensil Nenek  dibandingkan dengan pensil yang lain?”
“Benar  cucuku. Pensil nenek sama saja dengan pensil yang lain. Maksud nenek,  sebatang pensil bukan hanya dinilai dari bentuk fisiknya, warna, atau  panjang pendeknya, tetapi sebatang pensil sebenarnya mempunyai 5  kualitas unggulan yang bisa menjadi pedoman saat kita menjalani  kehidupan ini,” jelas nenek sembari mengelus lembut rambut cucu  kesayangannya.
“Memangnya selain untuk menulis, kualitas apa lagi yang dipunyai oleh sebatang pensil Nek?” tanya si cucu penasaran.
 “Dengarkan baik-baik ya…” ungkap nenek.
“Kualitas pertama yang perlu diperhatikan yaitu bahwa pensil dapyt menjadi pengingat kita kalau kita bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Yakni, mengingatkan bahwa seperti sebuah pensil ketika menulis, kita tidak boleh lupa bahwa ada tangan yang selalu membimbing langkah kita dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan. Dia selalu membimbing kita sesuai dengan ajaran-ajaranNya.”
“Kualitas pertama yang perlu diperhatikan yaitu bahwa pensil dapyt menjadi pengingat kita kalau kita bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Yakni, mengingatkan bahwa seperti sebuah pensil ketika menulis, kita tidak boleh lupa bahwa ada tangan yang selalu membimbing langkah kita dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan. Dia selalu membimbing kita sesuai dengan ajaran-ajaranNya.”
“Kualitas kedua,  Kamu bisa memperhatikan, bahwa  saat proses menulis, kita kadang  beberapa kali harus berhenti dan  menggunakan rautan untuk menajamkan  kembali pensil kita. Rautan itu  seakan membuat si pensil menderita.  Tetapi setelah proses meraut  selesai, si pensil akan mendapatkan  ketajamannya kembali. Begitu juga  dengan kehidupan manusia. Kita harus  berani menerima penderitaan dan kesusahan, termasuk berbagai ujian dan  tantangan, karena itu semua yang akan membuat kita menjadi manusia yang  lebih baik dan berkualitas.”
“Kualitas ketiga yang perlu kamu camkan adalah bahwa  pensil selalu memberikan kita  kesempatan untuk menggunakan penghapus  sebagai upaya memperbaiki  kesalahan.  Oleh karena itu, memperbaiki kesalahan dalam hidup ini  bukanlah hal  yang jelek atau buruk. Itu bahkan membantu kita untuk tetap  berada pada  jalan yang benar. Hal ini sekaligus mengingatkan bahwa kita  tak pernah  luput dari berbagai jenis kesalahan.”
“Kualitas keempat yakni tentang bagian yang paling  penting dari sebuah pensil. Jika kamu  perhatikan, bagian yang paling  bermanfaat bukanlah bagian luarnya,  melainkan arang yang ada di  dalamnya. Begitu pula dengan kita.  Karenanya, kita harus selalu memupuk  hal-hal baik yang ada di dalam diri  kita dengan terus meningkatkan  kualitas dalam diri. Karena itu, kita  perlu terus memupuk kekayaan  mental dalam setiap tindakan kita.”
“Kualitas kelima adalah bahwa harus kita sadari jika  sebuah pensil selalu meninggalkan  tanda/goresan. Seperti juga manusia,  kita harus selalu sadar dan waspada  karena apa pun yang kita perbuat  dalam hidup ini akan meninggalkan  kesan dan goresan. Maka  berhati-hatilah dalam berpikir, berucap, dan  bertindak. Sehingga,  goresan yang kita tinggalkan akan menjadi guratan  yang memberi manfaat  bagi diri dan orang lain.”
Mendengar  ucapan itu, si cucu pun berterima kasih pada nenek. “Akan  saya ingat  terus ucapan Nenek ini. Semoga, saya juga bisa menjadi  ‘pensil’ yang  berkualitas Nek…”
Sahabat yang luar biasa,
Hidup adalah proses belajar dan berjuang tanpa batas! Dan, setiap saat kita tak bisa lepas dari berbagai unsur yang ada di sekeliling kita.
Hidup adalah proses belajar dan berjuang tanpa batas! Dan, setiap saat kita tak bisa lepas dari berbagai unsur yang ada di sekeliling kita.
Sebagai manusia yang ber-Tuhan, kita harus  memiliki nilai  spiritual untuk mengajarkan diri agar selalu rendah  hati. Kemudian,  dalam menjalani kehidupan, kita selayaknya terus  berusaha memoles diri  secara kontinu agar dapat meningkatkan kualitas  pribadi.
Tak lupa, saat melakukan berbagai kesalahan, kita belajar berbenah diri untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik. Saat kita maju, tak lupa untuk tetap belajar.   Melalui sikap belajar yang konsisten, semoga apa yang telah dan akan   kita pikir, ucapkan, dan perbuat, mampu menjadi berkat bagi diri sendiri   danbermanfaat untuk orang lain. Sehingga, hidup kita akan jauh lebih   berarti.
Salam sukses, luar biasa!!!
Penulis : Andrie Wongso
 Twitter
Twitter Facebook
Facebook Flickr
Flickr RSS
RSS
 
 
 
 
 
0 comments: (+add yours?)
Post a Comment