4 Kriteria Pemimpi

0 comments

Dalam hidup kita akan menemui 4 kriteria Pemimpi. Mereka sibuk dengan pemikirannya masing-masing tentang mimpi. Seperti apa 4 kriteria itu?

1. Pemimpi yang bertindak

Pemimpi yang bertindak adalah pemimpi yang senantiasa mewujudkan semua yang diinginkannya, ia tidak hanya memimpikan tapi berusaha mewujudkannya dengan segenap daya yang dimilikinya. Orang bilang mereka adalah seorang pejuang kehidupan, bagi mereka sendiri mimpi bukanlah sebuah abstraksi, namun sesuatu yang harus diwujudkan menjadi nyata.

2. Pemimpi yang membicarakan mimpinya

Tipe kedua adalah tipe yang senang membicarakan mimpi-mimpi dengan yakininya namun tidak mau berjuang untuk meraih mimpinya. Banyak orang yang membicarakan mimpinya seperti ingin go international, menjadi terkenal, terkemuka dan lain hal. Namun tidak ada satupun yang menjadi nyata, entah disadari atau tidak waktu menelan mereka dengan bualan sesaat. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja yang merasa sudah berjuang maksimal untuk meraih mimpinya, padahal standarisasi maksimalnya hanya sebuah standarisasi minimal persyaratan untuk menggapai mimpi.

3. Pemimpi yang tidak berani bermimpi

Tipe ini senang sekali melihat kesuksesan orang lain dan ingin sekali seperti mereka. Sayangnya perjuangan mereka hanya sampai pada titik ingin, bukan untuk merealisasikan, sebab bagi mereka mimpi adalah sesuatu yang sulit diraih.

4. Pemimpi yang mendorong mimpi orang lain

Tipe terakhir adalah tipe pemimpi yang senang memberi semangat dan motivasi bagi orang lain untuk bisa meraih mimpinya. Saking semangatnya, ia jadi kurang mawas diri untuk mewujudkan mimpinya. Beberapa dari mereka bahkan tidak terlalu mengetahui makna dibalik semua mimpinya.

Lantas bagaimana dengan kita? Tergolong pemimpi seperti apa kita?

Menghindari

0 comments

Setiap kita dan masalah adalah sebuah kesatuan
Tidak bermasalah tidak hidup
Tidak hidup tanpa sebuah masalah

Besar kecilnya adalah sesuatu hal yang harus tergenggam
Suka atau tidak kita harus melewatinya
Sebuah siklus yang harus terlewati

Bukan sekedar menghindari
Bukan sekedar membiarkan semuanya bergulir
Tapi untuk menjadikan kita lebih baik

Hingga kita bisa tersenyum di kemudian hari
Mungkin saat ini perjalanan tidak adil
Namun tidak, tidak sobat
Semua ini memang harus dihadapi

Sebab hidup bukan untuk menghindari
Membelalakan mata sembari melihat kenyataan adalah sebuah cara
Untuk menaklukan diri sendiri
Dari semua penghindaran yang ada

Selamat Menikmati Hidup Tanpa Penghindaran

Menemukan Sebuah Jati Diri

0 comments

Pada sebuah perjalanan, seseorang mungkin akan terombang ambing dalam ketidakpastian langkah
Mencoba melangkah pada sebuah titik, kemudian beralih tanpa sebuah kejelasan
Beberapa orang bilang saya sedang menemukan sebuah jati diri
Sebagian lagi bilang sedang mencari apa itu jati diri

Engkau tau apa jati diri itu?
Jauh sebelum jati diri sudah terbentuk dari sebelumnya
Saat kita lahir kita menjadikan hal itu sebagai pembentuk jati diri kita
Saat kita duduk dalam sebuah perenungan melihat masa lalu kita
Kita sebenarnya telah melihat semua proses yang membentuk jati diri

Maka sejatinya jati diri itu sudah ada sejak dahulu kala
Sayangnya kita tidak menyadari kalau kita mencari jati diri
Kita terus mencari kaca mata yang sebenarnya telah kita pakai dari dahulu
Padahal kita tahu jati diri itu ada pada diri kita
Sayangnya kita tak pernah menggali lebih dalam

Aku termotivasi karena…. (Sebuah kumpulan fragmen renungan yang tercecer di kehidupan)

0 comments

Aku termotivasi karena uang
Karena aku ingin dihargai dengan semua yang kumiliki
Sudut pandang orang memaksaku untuk menjadi pemilik uang
Padahal aku tahu bukan uang semata tujuanku
Padahal aku tahu uang hanyalah sesaat
Padahal aku tahu esensi hidup itu bukan uang
Tapi karena tolak ukur adalah tolak ukur hedonisme, akupun larut di dalamnya
Dan tentunya bercengkrama dalam sebuah kesatuan
Karena itulah aku termotivasi, yah karena uang….

Aku termotivasi karena kekuasaan
Dengan kekuasaan aku bisa mengendalikan apapun di dunia
Bosan aku tertindas dan terjajah oleh ketidakadilan
Ingin juga mencicipi kekuasaan, meski harus kukorbankan banyak hal dalam hidup
Termasuk idealisme itu sendiri
Padahal aku tahu aku tidak bisa mengelola diri dengan baik
Padahal aku tahu aku hanya pandai bercakap-cakap
Padahal aku tahu kenyataannya aku menginginkannya karena ingin membalas ketertindasan itu
Karena itulah aku termotivasi, yah karena kekuasaan….

Aku termotivasi karena ingin menyenangkan orang tua
Orang tua bagiku adalah perpanjangan tangan Tuhan, buktinya ada surga di kaki ibuku
Padahal orang tuaku tidak menginginkan lebih dari yang kubuat
Padahal orang tuaku tidak mengharapkan aku menjadi pesohor
Padahal orang tuaku hanya meminta hari-hari akhirnya ditemani dengan cucu dan anak-anak mereka, seraya tersenyum melihat pencapaian anaknya
Padahal orang tuaku hanya ingin lebih banyak waktu untuk menemaninya….
Karena itulah aku termotivasi? Yah mungkin saja aku termotivasi karena orang tuaku….

Aku termotivasi karena Tuhan
Hasrat untuk mendermakan diri pada Tuhan membuat hidup kudedikasikan seratus persen untuk Tuhan, hingga tiada hari tanpa ibadah
Padahal Tuhanku ingin aku menjadi khalifah di dunia, tidak hanya mengisi egoku dengan ibadah pada-Nya saja
Padahal Tuhanku ingin aku menjadi pengemban misi agama-Nya, tidak hanya bergumul pada sesamanya dan hanya terbelenggu pada komunitas kecil saja
Padahal Tuhanku ingin aku menjadi penggenggam akhirat, tidak hanya mengurusi ibadah vertikal tetapi ibadah horizontal nyatanya juga dituntut juga kan?
Karena itu aku termotivasi? Hmm apakah benar motivasi karena Tuhan ini kujalankan dengan baik?

Aku termotivasi karena orang yang kukasihi
Mencoba membalas kebaikannya dengan sebuah prestasi
Padahal mereka tidak menuntut lebih, hanya saja mereka ingin bisa berbagi hidup denganku
Padahal mereka mungkin tidak terlalu peduli dengan semua yang kita lakukan, karena lingkup hidup mereka dilingkupi dengan target panjang mereka sendiri
Padahal mereka juga tidak berpikir kita akan menjadi apa ke depan karena mereka juga tidak ingin kita berubah
Jadi benarkan motivasiku ini? Mungkin saatnya aku terdiam sejenak….

Satu waktu aku merenung jauh, tentang motivasi. Semakin dijalani semakin jauh dari apa yang kita rancang. Dan akhirnya aku sadar, tidak semua bisa terlihat nyata. Selalu ada hal-hal yang kasat mata ternyata lebih digdaya memotivasi seseorang pada jalur yang benar. Aku dan kamu, mungkin bisa masuk ke jalur yang benar atau juga salah, hanya saja sentilan pikiran kita akan mengarahkan kita pada satu tujuan pencapaian ketika fokus digenggam. Bukan begitu sobat?

101 pertanyaan hebat untuk membuat hidup anda luar biasa

0 comments

Anthony Robbins pernah mengatakan dalam salah satu bukunya bahwa berpikir sebetulnya adalah proses bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Beliau kemudian menambahkan bahwa orang-orang yang sukses adalah mereka yang selalu bertanya pada dirinya sendiri.

Berikut adalah 101 pertanyaan untuk membuat hidup anda luar biasa :

1. Apa yang saya inginkan?
2. Untuk hal-hal apa saja saya berterima kasih?
3. Apakah yang hilang dalam hidup saya?
4. Apakah saya melihat hal-hal baru di dunia ini setiap hari?
5. Apakah saya menyediakan sedikit waktu untuk mendengarkan orang lain?
6. Apakah saya cukup bersenang-senang?
7. Bagaimana saya menjadikan hidup ini lebih ceria?
8. Apa yang saya inginkan lebih dalam hidup?
9. Apa yang tidak terlalu saya inginkan dalam hidup?
10. Apakah saya selalu mencari peluang-peluang?
11. Apakah saya menangkap peluang-peluang yang ada?
12. Apakah saya mempunyai pikiran yang terbuka?
13. Apakah saya cukup fleksibel?
14. Apakah saya cepat menghakimi orang lain?
15. Apakah saya selalu memperhitungkan resiko?
16. Apakah saya tulus memuji orang lain?
17. Apakah saya menghargai apa yang orang lain lakukan untuk saya?
18. Ke tempat mana sajakah saya ingin pergi?
19. Siapa sajakah orang yang ingin saya jumpai?
20. Petualangan apa sajakah yang ingin saya ikuti?
21. Apakah saya peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang saya?
22. Apakah saya cepat tersinggung?
23. Apakah yang membuat saya bahagia?
24. Adakah hal yang saya tunda?
25. Apakah saya selalu memikirkan diri sendiri?
26. Apakah saya suka menyimpan dendam?
27. Apakah saya selalu mengingat-ngingat masa lalu?
28. Apakah saya membiarkan pikiran negatif orang lain mempengaruhi saya?
29. Apakah saya bisa memaafkan diri sendiri?
30. Apakah saya cukup sering tersenyum?
31. Apakah saya cukup sering tertawa?
32. Apakah saya mengelilingi diri saya dengan orang-orang positif?
33. Apakah saya orang yang positif?
34. Apakah saya menyediakan cukup waktu untuk merawat diri?
35. Apakah ambisi rahasia saya?
36. Apakah yang ingin orang-orang ingat tentang saya di akhir hidup nanti?
37. Apakah arti sukses untuk saya?
38. Bagaimana saya dapat memberi arti bagi hidup orang lain?
39. Bagaimana saya dapat melayani sesama?
40. Hal apakah yang dapat saya lakukan lebih baik dibandingkan orang lain?
41. Apakah 3 kekuatan terbesar saya?
42. Apakah saya bergerak menuju ke pencapaian mimpi-mimpi saya?
43. Apakah saya menceritakan pada orang lain apa yang sungguh-sungguh saya inginkan dalam hidup?
44. Seperti apakah rupa hari yang indah menurut saya?
45. Ingin seperti apakah anda 1 tahun lagi? 5 tahun lagi? 10 tahun lagi? 20 tahun lagi?
46. Seperti apakah bentuk lingkungan untuk hidup yang baik menurut saya?
47. Apakah yang ingin saya perbuat jika saya tidak mempunyai rasa takut?
48. Apakah yang ingin saya perbuat jika uang bukanlah hal yang penting?
49. Alasan-alasan apa sajakah yang sering saya ucapkan?
50. Apakah saya menikmati apa yang saya lakukan sehari-hari?
51. Apakah saya berada di jalan yang benar?
52. Apakah saya meyayangi diri sendiri?
53. Apakah saya baik pada orang lain?
54. Apakah saya mengambil sesuatu tanpa imbalan?
55. Apakah saya sedang melakukan hal yang paling penting saat ini?
56. Apakah ada hal-hal dalam hidup yang perlu saya beri perhatian lebih?
57. Apakah saya sudah menggunakan waktu saya dengan sebaik-baiknya?
58. Apakah yang bisa saya lakukan saat ini yang dapat membuat perbedaan terbesar dalam hidup?
59. Apakah yang sedang saya hindari?
60. Hal-hal apa sajakah yang saya bisa bertoleransi?
61. Apakah saya membuat tujuan-tujuan yang jelas dengan batas waktu pencapaiannya?
62. Apakah saya memegang janji-janji yang telah saya buat pada diri sendiri?
63. Apakah saya memegang janji-janji yang telah saya buat pada orang lain?
64. Jika saya ingin kehidupan saya sempurna, apakah yang harus saya rubah?
65. Apakah yang sedang saya cari sungguh-sungguh saat ini?
66. Bagaimana saya membuat hidup saya lebih sederhana?
67. Kegiatan apa saja yang saya lakukan tetapi saya tidak menikmatinya? Apakah kegiatan tersebut sungguh-sungguh harus dilakukan? Dapatkan saya mendelegasikannya atau membayar orang lain untuk melakukan itu?
68. Apakah saya melihat diri saya sebagai seorang yang cukup kreatif?
69. Apakah saya membiarkan diri saya untuk menjadi orang yang kreatif?
70. Dapatkah saya menjadi seseorang yang spontan?
71. Apakah saya terlalu kritis pada diri sendiri?
72. Apakah saya terlalu kritis pada orang lain?
73. Apakah saya dapat melihat permasalahan dari sudut pandang yang berbeda?
74. Hal-hal apa sajakah yang telah saya selesaikan?
75. Hal-hal apa sajakah yang menjadi sumber stress dalam hidup?
76. Bagaimana saya dapat mengurangi stress dalam hidup?
77. Kemana sajakah uang saya dipergunakan?
78. Bisakah saya mengelola keuangan saya?
79. Punyakah saya rencana keuangan untuk masa depan?
80. Untuk apa sajakah waktu saya dipergunakan?
81. Sudahkah saya membuat sistim pengelolaan waktu yang efisien?
82. Apakah 3 prioritas terbesar saya dalam hidup?
83. Siapakah orang terpenting dalam hidup saya?
84. Siapakah yang mencintai saya?
85. Siapakah yang peduli kepada saya?
86. Untuk siapakah anda bekerja keras?
87. Apakah tempat tinggal dan lingkungan kerja saya telah diatur sedemikian rupa sehingga memberi kenyamanan pada saya?
88. Apakah saya mempunyai pola hidup yang sehat?
89. Apakah saya sering terbawa emosi?
90. Apakah saya dapat melupakan kesalahan-kesalahan yang telah saya buat di masa lalu?
91. Apakah saya mengijinkan diri saya untuk melakukan kegagalan?
92. Apakah saya mempelajari kegagalan-kegagalan saya?
93. Apakah saya cepat menanggapi ketika sesuatu berjalan tidak semestinya?
94. Apakah keyakinan-keyakinan saya telah bekerja dengan baik?
95. Apakah saya melonggarkan aturan-aturan yang telah saya buat untuk diri sendiri dan orang lain?
96. Apakah impian masa kecil saya yang terlupakan?
97. Siapa sajakah idola/tokoh yang saya tiru?
98. Apakah saya asli? Apakah saya menjadi diri saya sendiri atau sedang mencoba menjadi seseorang yang lain?
99. Bagaimana jika …?
100. Mengapa tidak …?
101. Bagaimana saya dapat …?

Pertanyaan manakah yang membuat anda paling tersentuh? Silahkan sharing kan disini, atau
Jika anda memiliki pertanyaan refleksi yang lain juga bisa disharingkan disini.

Cara Biasa Menjadi Pribadi Luar Biasa

0 comments

Tulisan ini terinspirasi dari artikel Mariska Lubis yang mengingatkan para pria yang selama ini merasa tergolong pria biasa tapi ternyata memiliki potensi dan kekuatan tersembunyi yang bisa diaktualisaikan untuk menjadi pria luar biasa. Kekuatan itu terletak dalam dari hati nurani yang memancar keluar dan teraktualisasi dalam wujud kepedulian.

Pria biasa yang sangat peduli, bila dilihat perempuan dari kacamata yang penuh dengan cinta, bisa menjadi pria yang benar-benar luar biasa. Wahai para pria di luar sana ! Jangan pernah merasa menjadi biasa hanya karena merasa sangat biasa. Semua bisa menjadi luar biasa bila naluri dan hati sudah bicara. Biarkan diri kalian menjadi pria luar biasa di hatinya. Demikian Mariska Lubis mengakhiri tulisannya.

Kalau Mariska menunjukkan tips pria biasa menjadi luar biasa dimata pasangan atau orang lain yang mencintainya, saya akan mencoba menawarkan tips pribadi biasa menjadi pribadi luar biasa dalam spektrum hubungan kemanusiaan yang lebih luas. Baik pria maupun wanita dengan latar belakang dan profesi apa pun.

Sebagai umat beragama, sebenarnya kita sering mendengar kisah pencapaian luar biasa yang dialami oleh para Nabi yang sering kita kenal dengan istilah mukjizat. Seperti peristiwa besar yang dialami Nabi Musa membelah dan menyeberangi laut merah dengan tongkatnya, banjir bandang semasa Nabi Nuh.

Kisah mukjizat tersebut antara lain menyuguhkan pesan tentang kemampuan manusia mengatasi keterbatasan fisik dan halangan yang muncul di sekitarnya. Dengan memanfaatkan kekuatan akal fikiran dan hati nurani (nurani : cahaya ilahi), manusia biasa pun sebenarnya bisa melakukan pencapaian luar biasa meski tdak sefantastis mukjizat para nabi tersebut.

Seorang pejabat bisa dinilai memiliki pribadi yang luar biasa jIka dia bekerja dalam system birokrasi yang korup namun dia mampu konsisten tidak ikut korupsi. Seorang TKI bisa dinilai luar biasa jika ia mampu meningkatkan ekonomi dan taraf pendidikan keluarga bahkan lingkungan terdekatnya. Orang tua saya, juga saya nilai termasuk pribadi luar biasa, karena hanya petani dan pedagang kacil, namun bisa menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Seorang guru juga memiliki pribadi luar biasa jika ia konsisten mencerdaskan anak bangsa walau gaji dan fasilitas yang diterima belum memadai. Pengusaha juga memiliki pribadi luar biasa jika spirit bisnisnya bukan memakan keringat karyawan tapi ikut memberdayakan ekonomi keluarga karyawannya.

Banyak sekali contoh-contoh pencapaian luar biasa di lingkungan kita dari seorang pribadi yang merasa sebagai orang biasa. Namun yang bisa digaris bawahi adalah, tolok ukur luar biasa tersebut bisa dilihat dari sejauh mana kemampuan kita memberi manfaat sebanyak mungkin kepada orang lain. Dalam bahasa agama, pribadi luar biasa adalah orang beriman yang mampu memancarkan imannya menjadi amal shaleh. Iman yang berimpilikasi pada kepedulian dalam bentuk proyek kemanusiaan. Orang yang baik adalah yang mampu memberi manfaat sebanyak mungkin kepada orang lain dan terus menerus berusaha meningkatkan kualitas, kuantitas dan eskalasinya.

Walau pencapaian luar biasa itu bisa diusahakan dengan cara biasa, namun masih banyak orang yang tak sadar akan kekuatan yang ada pada dirinya (akal dan nurani) sehingga tidak terus menerus berupaya mencapainya. Sebagian diantara kita masih ada yang belum mampu atau tidak kuasa memahami dan membedakan antara kenyataan, angan-angan dan tujuan. Contoh paling kongkrit, kalau ada seratus,seribu bahkan sejuta orang dengan latar belakang agama apapun dan sedang berkumpul di lapangan. Coba berdiri di panggung mirip politisi kampanye, ambil microphone lewat pengeras suara dan tanyakan : “Siapa diantara kita yang kelak tidak ingin masuk masuk surga? Tolong angkat tangan tunjuk jari.” Saya yakin semua khalayak yang hadir tidak ada yang tunjuk jari. Demikian kalau kita tanyakan siapa yang anti syurga, hampir pasti tidak ada yang angkat tangan. Tapi kalau pertanyaannya dibalik, “ Siapa di antara kita yang kelak ingin masuk surga?” Saya yakin semua yang hadir kompak tunjuk jari sambil berteriak,”saya”. Akhiri pertanyaan itu dengan tantangan berikut :” Siapa di antara kita yang telah memiliki proyek kemanusiaan seperti konsisten membantu orang miskin, mencerdaskan anak bangsa atau memberdayakan ekonomi kaum duafa?”. Meski ada yang angkat tangan, saya yakin jumlahnya tidak sebanyak yang ingin masuk surga.

Ilustrasi tersebut menggambarkan, bahwa sebagian diantara kita masih ada yang belum paham dan mampu membedakan antara kenyataan, angan-angan dan tujuan. Bila mereka menjadikan surga sebagai tujuan hidup setelah mati, tentu harus dibarengi dengan adanya proyek kemanusiaan dalam kenyataan hidup sehari-hari. Tanpa proyek kemanusiaan, berarti surga yang dituju itu tak lebih sekedar angan-angan. Kata para pelaku bisnis, percuma saja anda memiliki konsep dan strategi bisnis yang brillian namun hanya di atas kerja dan tidak anda mulai dan praktekkan di lapangan. Bisnis brilllian hanya menjadi angan-angan di kepala. Percuma!

Ilustrasi di atas hanya sekedar logika untuk mempermudah memahami kenyataan, angan-angan dan tujuan. Meski Tuhan menjanjikan surga untuk orang yang berbuat baik, namun orang beriman dengan kualifikasi tertinggi, tidak menjadikan surga sebagai tujuan, tapi semata-mata ingin mencari ridla Tuhan. Kemampuan untuk konsisten melaksanakan proyek kemanusian dengan motivasi ridla Tuhan inilah yang saya maksud dengan pencapaian pribadi luar biasa dengan cara biasa. Masih sulitkah kita memulai menjadi pribadi luar biasa?

Salam hangat dan tetap semangat

Aku Ingin Menjadi Luar Biasa

1 comments

Asal Anda Mau, Anda Pasti Bisa

Suatu waktu, pernahkah Anda melihat sosok yang begitu luar biasa dan Anda ingin menjadi seperti orang tersebut? Tapi kemudian Anda patah semangat karena kelihatannya ngga mungkin banget dengan kondisi yang ada seperti sekarang ini, Anda menjadi orang yang luar biasa.

Anda merasa bahwa menjadi luar biasa sudah kodrat dari Sang Pencipta. Yang artinya kalau kita ditakdirkan biasa-biasa, ya udah… jadinya juga biasa-biasa aja. Kalau itu yang Anda pikirkan, STOP! Sudah saatnya Anda BERUBAH…

Ketahuilah rekan-rekan, menjadi orang luar biasa adalah sebuah pilihan hidup. Semua orang bisa menjadi luar biasa asalkan mereka mau. Ingat kuncinya bukan bisa atau tidak bisa melainkan mau atau tidak mau.

Jika Anda masih ingin menjadi orang yang luar biasa dan senantiasa bermanfaat bagi banyak orang, Anda bisa terus membaca. Namun bila Anda sudah pesimis, silahkan berhenti membaca tulisan ini dan tutup saja halaman blog ini.

Saya pernah mengalami apa yang Anda rasakan. Saya pernah melihat sosok luar biasa dan ingin menjadi seperti itu. Ketika saya melihat kenyataan yang ada dalam diri, maka harapan itu seakan pupus. Hingga akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk belajar banyak dari sosok luar biasa tersebut (yang bersangkutan minta kepada saya untuk dirahasiakan namanya).

Waktu itu, saya tanya kepada beliau, ”Mas… gimana sih caranya supaya bisa menjadi luar biasa seperti mas?”
Jawab beliau, ”Mudah sebenarnya untuk diucapkan, tapi sangat berat untuk dilakukan. Masih mau mendengarnya?”
Saya jawab, ”Ngga apa-apa mas, biar berat akan saya coba jalani.”

Kemudian beliau pun mensharingkan kunci bagaimana kita bisa menjadi orang luar biasa. Bagaimana seorang ulat yang menjijikkan bisa berubah menjadi sebuah kupu-kupu yang indah. Dan saat ini alhamdulillah saya masih diberi kesempatan untuk mensharingkannya kepada Anda semua. Inilah langkah-langkahnya :

MEMBUANG EGO

Adalah suatu hal yang amat sangat wajar bila manusia lebih sering menjunjung ego dalam dirinya. Ego yang membuat mereka terlihat lebih dalam segala hal dibandingkan dengan orang lain. Lihat saja ketika ada sebuah permasalahan, saya yakin dua belah pihak akan saling mempertahankan pendapatnya masing-masing, sekalipun salah satunya salah.

Ego ini terkadang membutakan mata dan menutup pintu hati kita untuk bisa belajar dari sekolah kehidupan yang luar biasa. Sebagai contoh : yang tua enggan belajar pada yang muda, padahal belum tentu yang tua lebih bijaksana. Atau yang merasa berilmu seringkali memandang remeh pada mereka yang masih baru belajar. Padahal boleh jadi ketika mereka yang baru belajar sudah paham, ilmunya bisa lebih tinggi.

Saya paling suka berguru sama anak kecil. Kenapa? Pernahkah Anda melihat bagaimana seorang anak kecil yang sedang belajar berjalan? Ketika ia terjatuh, pasti akan berusaha untuk bangkit kembali dan mencoba berjalan lagi. Sesekali mungkin menangis, namun tidak lama kemudian terus mencoba hingga akhirnya bisa berjalan. Ia tidak mengenal kata menyerah, terus berjuang walau kegagalan terus melanda. Hingga akhirnya ia pun tiba di puncak kemenangan.

MAU BERUBAH DAN SIAP MENJALANI PROSESNYA


Menjadi orang luar biasa sama artinya memilih jalan untuk berubah. Dan yang namanya berubah itu sangatlah sulit. Butuh kemauan yang kuat dan diiringin dengan mental baja dalam menjalani setiap prosesnya.

Tidak ada orang sukses tanpa berubah. Apa yang harus diubah? Semuanya. Mulai dari sikap, pola pikir, penampilan / performance, dll. Intinya Anda harus mau mengembangkan diri setiap saat. Saya yakin dalam proses berubah itu akan banyak hal yang bertentangan dengan nilai-nilai yang sudah Anda anut dan menjadi kebiasaan selama ini. Disitulah letak perjuangannya.

Disamping itu, jangan lupa dengan yang namanya hukum proses. Tidak ada segala sesuatu yang instan di dunia ini. Semuanya butuh proses dan waktu. Nah, dalam hal ini Anda dituntut untuk sabar menunggu proses perubahan dalam diri Anda. Perubahan yang instan biasanya tidak akan bertahan lama. Jadi tanamkan dalam diri Anda untuk selalu belajar dan berkembang.

TINGKATKAN NILAI DIRI ANDA

Di sebuah rekaman audio Financial Revolution, Pak Tung (Tung Desem Waringin) pernah mengatakan bahwa sebenarnya ketika kita bersaing secara sehat dalam hal apapun, kita tidak pernah menjatuhkan lawan kita.

Lantas apa namanya kalau kita tidak menjatuhkan / mengalahkan lawan kita? Jawabnya adalah mereka tidak sanggup mengejar nilai-nilai dalam diri (atau bisnis) kita yang selalu meningkat. Mereka tertinggal karena mereka enggan untuk turut meningkatkan nilai diri.

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana meningkatkan nilai dalam diri kita? Jawabnya simpel. Senantiasa belajar dan terus mengembangkan diri kita. Buka mata pada setiap peluang yang ada. Kurangi porsi menilai segala sesuatunya dari sisi negatif. Dan terakhir, dekatkan diri pada Sang Pencipta.

Biasanya bila nilai diri seseorang sudah meningkat, maka disana kita akan mulai melihat sosok yang berbeda, walaupun itu adalah adalah teman kita yang sejak kecil selalu bersama-sama dengan kita. Itulah kekuatan sebuah nilai lebih dalam diri seseorang. Dan nilai itu seringkali tidak terlihat namun bisa dirasakan (intangible value). Jadi tingkatkan nilai dalam diri Anda, dan jadilah orang luar biasa.

RENDAH HATI

Satu kesamaan yang selalu melekat pada orang yang luar biasa. Mereka selalu rendah hati. Ketika kita memuji dan mencoba belajar dari kehidupan mereka, biasanya mereka akan merendahkan hati dan balik memuji serta mengangkat kita. Ujung-ujungnya kita menjadi lebih bersemangat.

Mereka tidak sombong. Karena satu-satunya yang patut untuk sombong adalah Sang Pencipta. Why? Karena Dia lah Yang Maha Sempurna. Sementara para manusia, sehebat dan seluar biasa apapun tetap aja ngga ada artinya bila dibandingkan kedahsyatan Sang Pencipta. Dan karena sikap rendah hati inilah yang kadang membuat nilai lebih dalam diri mereka bertambah.

SEMANGAT BERBAGI

Satu prinsip yang sering didengung-dengungkan namun tidak dimengerti oleh banyak orang adalah, ”Semakin banyak kita memberi, makin banyak kita menerima.” Nah, biasanya yang kita lakukan adalah menerima dulu, baru mau memberi, betul…?
Orang-orang luar biasa memiliki semangat memberi yang tinggi. Mereka akan senantiasa membagikan apapun yang dirasa bisa mendatangkan manfaat bagi orang lain. Bila yang ada hanyalah secuil ilmu, ya ilmu itu yang dibagikan. Bila yang dimiliki adalah harta yang melimpah, maka harta itulah yang dibagikan. Bila yang dimiliki adalah pengalaman hidup yang menjadi sebuah pelajaran, maka pengalaman itulah yang disharingkan.

Dari sini Anda sudah tahu bagaimana caranya untuk bisa berubah menjadi orang yang luar biasa. Tinggal bagaimana kedepannya adalah tergantung dari niat, usaha dan keyakinan Anda.

Saya menyampaikan ini, bukan berarti saya adalah orang yang luar biasa. Saya hanya meneruskan apa yang pernah disampaikan oleh rekan saya tersebut. Saya sama seperti Anda, juga sedang belajar dan mencoba berubah menjadi orang luar biasa…

Mari kita sama-sama berkembang dan berubah menjadi manusia luar biasa yang bisa bermanfaat bagi lingkungan di sekitar kita…